Senin, 17 Oktober 2016

Rindu Sosok Seorang Pahlawan



Rindu Sosok Seorang Pahlawan yang Tak Pernah Lelah
(IBU)
Oleh: IMMawan M. Bayu Yusup Permana (Staff Bidang Keilmuan IMM FAI)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tak pernah lelah hati ini untuk merindukan sosok seorang pahlawan yang tak pernah lelah. Kau adalah sosok wanita yang paling kuat di Dunia ini. Kau telah mengajarkan ku apa arti dari sebuah kehidupan ini. Kau memang memiliki kedekatan emosionalitas terhadap diriku. Didikanmu, perjuanganmu, kebaikanmu, kesederhanaanmu, keceriaanmu, kegigihanmu, kedisiplinanmu, menjadikan ia menempati posisi istimewa dalam kehidupanku, yakni sebagai pahlawan dan guru di kehidupanku.
Kau tak pernah lelah menasehatiku, walaupun aku sering tidak patuh apa katamu, tapi kau tidak marah padaku, malah kau tersenyum dan mendekatiku sambil mengelus rambutku.
Sosok sepertimu tidak dapat digantikan oleh siapa pun. Kedudukan atau posisimu juga tidak dapat bisa digantikan oleh siapa pun. Tidak bisa digantikan oleh sosok seorang ayah, bahkan oleh sosok ibu baru. Karena kita telah terikat secara emosional semenjak aku dalam kandungan. Ikatan emosional itulah yang membuat kelak akan bertemu denganmu di surga. Ikatan emosional itulah yang akan mengikat batinku pada kasih sayang serta pada kerinduanmu. Bahkan ikatan emosional itulah yang selalu mengalirkan pahala untukmu atas kebaikan yang aku lakukan untukmu.
Ikatan emosional itu telah tertanam sejak aku masih berupa zygot, bahkan lebih awal dari zygot. Ikatan itu tertanam, terpupuk hingga tumbuh subur dalam sanubari ku sampai aku lahir menjadi anak yang selalu di harapkan kelahirannya.
Tubuh, darah, daging, dan tulang ini semua terlahir atas rasa cintamu hingga menjadi anak yang kau harapkan. Satu sel saja dalam tubuhku menggambarkan kecintaanmu kepadaku.
Bahkan kau pernah berkata kepadaku “Biar kepala di jadikan kaki, dan kaki di jadikan kepala”, itu semua kau lakukan agar melihat anaknya sukses.
”Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibu telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kau kembali”. (QS.Luqman {31}: 14)

Yakni begitu besar perjuanganmu, kau mengandungku selama sembilan bulan, membawaku kemana-mana selama aku masih dalam kandungan. Kau tak pernah lelah selama mengandungku sembilan bulan, padahal perutmu sakit tapi kau tak peduli dengan rasa sakit itu, itu kau lakukan demi anaknya sehat di dalam kandungan.
Sembilan bulan pun berlalu, kini kau merasakan sakit perut yang luar biasa. Pertanda aku akan dilahirkan. Saat inilah nyawamu dipertaruhkan. Hanya ada dua pilihan, hidup atau mati, ketika detik-detik kelahiranku, kau dengan sekuat tenaga mendorong dengan otot-otot perutnya agar aku lahir dengan selamat. Jika terlambat sedikit saja, maka aku akan kepanasan di dalam perutmu.
Rahimmu yang kecil, tetapi demi persalinan, kau relakan rahimnya mengembang hingga lima ratus kali lipat dari ukuran semula. Hal itu dilakukan demi kandungannya keluar. Kau harus rela menguras darahnya lima ratus milliliter akibat persalinan. Harus menahan rasa sakit yang luar biasa yang setara patahnya dua puluh tulang sekaligus. Satu hal yang ada dipikiranmu saat itu, “Bagaimana caranya agar aku bisa lahir dengan selamat.” Ia tidak lagi memikirkan dirinya, padahal bisa saja maut tiba-tiba menghampirinya.
Semua rasa sakit dan lelah setelah melahirkan terbayar dengan suara tangisanku yang berhasil keluar dari rahimmu. Itulah suara tangisku. Yang hanya dengan tangisku saja sudah mampu menghilangkan rasa sakitmu, apalagi dengan senyum dan tawaku.
Marilah kita berbakti pada ibu-bapak kita, mulai detik ini juga. Hampirilah ibu-bapakmu, peluklah mereka, dan ciumlah sambil mengucapkan kata-kata maaf kepada mereka. Mintalah ampun atas kesalahan dan kelancangan kita selama ini pada mereka. Ciumlah kening mereka sebagai tanda kau masih menyayangi mereka. Pasti ibu-bapak kita akan memaafkan semua kesalahan kita selama ini.
Billahi fii sabilil haq Fastabiqul Khairat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar