Rabu, 29 April 2020

Kopi bukan racun

Sejarah bermula, ketika ketidaksengajaan pengembala bernama Khalid, seorang Abyssinia ketika mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam, setelah memakan sejenis buah beri.

Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunakan metode konvensional.

Barulah beberapa ratus tahun kemudian, biji kopi ini dibawa melewati laut merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.

Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebig maju dari pada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk mengambil sarinya.

Pada abad ke13, umat muslim banyak mengkonsumsi kopi sebagai minuman penambah energi saat beribadah dimalam hari.

Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania dan India. Biji kopi dibawa masuk pertama kali le Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh saudagar Venesia.

Ia mendapat pasokan bini kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh karena itu, bangsa eropa mulai membudidayakannya.

Akhirnya tersebarlah ke Asia, sehingga kita dapat menikmatinya disela-sela pekerjaan, seraya bercengkrama, ataupun mengisi kesendirian.

Namun sebelum itu kopi sempat dilarang dibeberapa negara. Pada tahun 1511, kopi pertama kali dilarang di Makkah karena para ulama menganggap bahwa kopi dapat merangsang pikiran-pikiran radikal.

Warga di Italia dan Turki juga sempat percaya bahwa kopi merupakan minuman yang menyesatkan. Bahkan pada abad 17, raja Murad IV dari dimasti ottoman menetapkan hukuman keras bagi warganya yang mengkonsumsi kopi.

Padahal kopi tidak mengandung racun, hanya saja mengandung kafein dan saat melakukan aktivitas, otak akan menjadi aktif dan melepaskan neuron-neuron yang memproduksi adenosine. Secara otomatis, sistem saraf anda akan memonitori kadar adenosine dan kafein tersebut.


Referensi:
-The World Atlas of Coffee: from Beans to Brewing (James Hoffman)
-Uncommon Grounds (Mark Pendergres)
-https://id.m.wikipedia.org/wiki/sejarah_kopi



Alby Maulana
KABID ORGANISASI PERIODE 2019-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar