Jumat, 09 Juli 2021

Laki-Laki dan Perempuan Bisa Menjadi Korban Pelecehan Seksual

 Bismillahirrahmanirrahim

            Sama-sama telah kita ketahui bahwa belakangan ini marak sekali terjadinya pelecehan seksual dimana-mana. Baik itu di sekolah, kampus, bahkan lingkungan sekitar rumah kita.

Tahukah kalian, jika pelecehan seksual tidak hanya terjadi pada perempuan saja?

        Dan laki-laki tidak selalu berperan sebagai pelaku pelecehan, tapi juga bisa menjadi korban. Karena pelecehan seksual bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Namun, diantara kita masih banyak yang abai akan hal itu. Bahkan masih dianggap tabu jika menanggapi perihal laki-laki yang menjadi korban pelecehan seksual.

        Dalam kajian yang diadakan oleh Bidang IMMawati, PK IMM FAI UMT yang berjudul “Isu-isu Perempuan” dan menyongsong tema “Laki-laki dan Perempuan Bisa Menjadi Korban Pelecehan Seksual”. Dengan pemateri yakni IMMawan Akrim Lahasbi (Sekretaris Umum PK IMM ITB-AD Karawaci). Akan penulis sampaikan sesuai dengan materi yang diberikan.


Definisi Pelecehan Seksual

        Yang disebut dengan pelecehan seksual ialah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk seks, baik secara verbal ataupun fisik yang merujuk pada konteks seks. (Wikipedia)


Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual

Bentuk-bentuk pelecehan seksual yang dilansir dari Komnas Perempuan sebagai berikut:

  • Perilaku menggoda : Suatu tindakan seksual yang menyinggung suatu yang tidak pantas dan tidak  diinginkan oleh korban.
  • Pelanggaran seksual : Tindakan pelanggaran seksual dengan menyentuh, merasakan atau meraih secara paksa serta melakukan penyerangan yang tidak diinginkan oleh korban.
  • Pelecehan gender : Pernyataan yang seksis atau menghina.
  • Pemaksaan seksual : Tindakan seksual yang disertai dengan ancaman hukuman.
  • Penyuapan seksual : Perilaku permintaan seksual dengan imbalan yang dilakukan secara terang-terangan atau secara tersembunyi.

Pelecehan (Laki-Laki dan Perempuan)?

        Kekerasan dan pelecehan seksual sering terjadi kepada perempuan dikarenakan system tata nilai yang mendudukkan perempuan sebagai makhluk yang lemah dan rendah disbanding laki-laki.

        Perempuan cenderung dimarjinalisasikan dan tersubordinasikan yang harus dikuasai oleh pelaku dalam konteks maskulinitas yang memandang perempuan sebagai second class citizens.

Pelecehan seksual karena beberapa faktor :

Factor kejiwaan

Lingkungan, dan

Pendidikan (pend seks)

Minimnya pengawasan

Ekonomi

Aspek Budaya yang semakin tergerus

Mengapa demikian perempuan?

        Sesat pikir yang dibangun oleh pelaku pelecehan terhadap suatu penampilan, aktivitas dan diri seorang perempuan menjadi segala apa yang ada yang menjadi target pelecehan.

        Tentu kita berpikir dan berbicara tentang pelecehan maka kita harus dialog tentang mental dan pikiran yang dikoreksi. Pelecehan seksual juga dapat menciderai mental batin dan fisik.

        Sama seperti pada konteks relasi, hal ini yang sering terjadi oleh laki-laki yang menganggap ia berkuasa sehungga perempuan menjadi targetman dalam tindakan pelecehan seksual.

        Mengapa demikian laki-laki? Dalam artikel kumparan oleh Yudi Sudiana ia menjelaskan bahwa pelecehan seksual yang dialami laki-laki karena stereotype masyarakat terhadap maskulitas.

        Dari stereotype inilah yang pada gilirannya menciptakan hubungan yang bias antara laki-laki dan perempuan, dimana hegemoni laki-laki atas perempuan hanya dianggap kodrati.

        Sempitnya pandangan tentang aspek pelecehan seksual terhadap laki-laki oleh masyarakat mengakibatkan korban enggan untuk Speak Up pelecehan yang dialami.

Aspek Hukum

        Aspek hukum memandang pelecehan seksual ialah segala perbuatan apabila telah melanggar kesopanan/kesusilaan, dapat termasuk sebagai perbuatan cabul. (Ratna KUHP)

Aspek sosial

        Pelecehan seksual dapat terjadi kepada siapa saja, selama ada kesempatan yang memungkinkan tindakan itu terjadi.

        Dalam aspek atau wilayah sosial memandang pelecehan sosial merupakan suatu tindakan yang tidak bisa ditoleransi ketika terjadi dalam ruang lingkup sosial yang memicu pelecehan bisa memungkinkan korban menjadi traumatik.

Aspek Relasi Kuasa

        Memandang laki-laki berkuasa atas perempuan karena sebuah ikatan sehingga sebebasnya melakukan tindakan seksual. Akan tetapi dikategorikan sebagai pelecehan seksual jika tindakan yang dilakukan diinginkan oleh korban.

Dampak Pelecehan Seksual

  • Dampak psikis (Memicu bunuh diri, ketidakpercayaan terhadap diri sendiri, menurunnya tingkat semangat dan disorientasi seksual)
  • Dampak sosial (Hilangnya kepercayaan sosial, menjadi hikikomori, menurunnya prestasi ataupun korban bisa menjadi pelaku kekerasan seksual)
  • Dampak fisik (Gangguan pola tidur, pola makan, imunitas menurun, rusaknya fisik, dan lain sebagainya serta traumatik pergaulan)


D.A.RVO: Strategi Pelaku Seksual Menyangkal dan Menyalahkan Korban

Apa itu D.A.RVO?

D.A.RVO adalah kependekan dari Deny, Attack and Reverse Victim and Offender.

        Mudahnya, ini adalah reaksi seorang ketika dimintai pertanggungjawaban atas kekerasan atau kejahatan yang dilakukannya.

        Menyangkal perbuatannya, menyerang orang yang mengatakan kalau ia bersalah serta mengubah narasi dan dirinya sebagai pelaku menjadikan dirinya korban adalah strategi yang biasanya dipakai oleh pelaku kekerasan seksual untuk memutarbalikkan keadaan.


D.A.RVO Sebagai Strategi Menyangkal

        Pelaku kekerassan seksual yang menggunakan D.A.RVO sebagai taktik komunikasi biasanya akan menyangkal kekerasan dan pelecehan yang dituduhkan kepadanya. Kemudian, ia akan mencoba mengeksternalisasikan kesalahan atau kejadian tersebut dengan cara menyalahkan korban, (kenapa mau?, kenapa pakai baju begitu?, kenapa tidak teriak?, kenapa tidak bilang “stop”?)

        Tentu tidak cukup sampai disitu, pelaku biasanya cenderung menyalahkan subtansi yang ia konsumsi, seperti minuman beralkohol atau obatan tertentu. Tak jarang pernyataan boys will be boys, cowok nakal itu wajar.

        Strategi D.A.RVO akan mendistorsi narasi korban dan membuatnya justru terlihat bersalah. Pelaku akan membuat dirinya seolah-olah menjadi korban pencemaran nama baik, fitnah, tuduhan palsu.


Mengapa D.A.RVO Sangat Berbahaya?

Bagi korban :

  • Pengakuan korban tidak dipercaya, diserang secara pribadi, mengalami victim blaming atau disalahkan, dianggap bertanggungjawab atas kekerasan yang alami.
  • Dianggap lebih abusive atau jahat dibandingkan pelaku karena dengan sengaja merusak nama baik, masa depan karier, dan menyabotase kontribusi pelaku untuk masyarakat.
  • Menerima beban ganda pembuktian kasus, trauma, menyalahkan diri sendiri, sulit bercerita dan melapor pihak berwajib karena kredibilitasnya dihancurkan pelaku.

Bagi pelaku :

  • Berhasil mengubah narasi, dianggap less responsible atau tidak perlu bertanggungjawab atas kekerasan atau pelecehan yang dilakukan, dipandang less abusive atau tidak bersalah.
  • Terbebas dari hukuman sosial, dianggap sebagai korban atas pencemaran nama baik, tetap memegang posisinya sebagai pemimpin, pemilik perusahaan, politisi, tokoh agama atau figur terkenal di masyarakat.

Bagi masyarakat :

  • Secara tidak langsung menjadi enabler atau pendukung kekerasan seksual di lingkungan kerja, tempat tinggal, lingkungan akademik dan film.
  • Terbiasa langsung menyalahkan korban dibandingkan skeptic pada pernyataan pelaku, ikut menjauhkan korban dari bantuan (hukum dan psikologis) yang ia butuhkan.
  • Memperkuat rape culture atau budaya pemerkosaan di masyarakat sekaligus secara kolektif membungkam korban untuk bersuara dan melaporkan kekerasan atau pelecehan.

Bagi usaha penghapusan kekerasan seksual :

  • Semakin sulit untuk membuat masyarakat percaya kepada korban atau pendamping korban karena pelaku memiliki kekuatan dan massa yang mendukung kekerasan atau pelecehan seksual.
  • Kekerasan atau pelecehan seksual terus diwajarkan, dianggap sepele padahal fenomena ini berakar kuat pada budaya patriarkis dan rape culture yang ada di masyarakat.

        Dan itulah penjelasan seputar materi kekerasan seksual khusunya tentang pelecehan seksual. Semoga dapat memberi manfaat untuk menambah pengetahuan pembaca, dan menjadi lebih waspada lagi untuk dapat saling melindungi supaya terhindar dari terjadinya pelecehan seksual di lingkungan manapun kita berada.


Sumber :

Jurnal Kekerasan Seksual

@_perempuan

Journal of Aggression, Maltreatment & Trauma : Deny, Attack and Reverse Victim and Offender. What is the influence on perceived perperator and victim credibilty

MK Manoylov on redanblack : Understand the danger of DARVO in discourse surrounding sexual assault.

Out of The fog Forum (outoftheforum.net) : How do you deal with DARVO?


Penulis :

Qotri Isnatunida (Ketua Bidang IMMawati PK IMM FAI 2020-2021)

Pemateri :

Akrim Lahasbi (Sekretaris Umum PK IMM ITB-AD Karawaci)


Kamis, 29 April 2021

Kajian Tarjih Muhammadiyah

Kajian Tarjih Muhammadiyah

"Apa Saja Sih Yang Harus Kita Persiapkan Menyambut Bulan Suci Ramadhan"


Hal yang perlu disiapkan dalam menyambut bulan Ramadhan :

1. Menyiapkan tempat ibadah

2. Menyiapkan sarana dan prasarana

3. Mengganti jadwal muadzin dan ceramah

4. Pengaturan shaf

5. Membentuk panitia zakat fitrah


Pengertian puasa secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu dan segala yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari.

dasar kewajiban :

Q.S. Al-Baqarah : 183 

artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.'

Orang yang diwajibkan dan tidak diwajibkan berpuasa

yang diwajibkan berpuasa adalah orang yang sehat.

yang tidak diwajibkan berpuasa : wanita yang baru saja melahirkan, wanita haid.

yang diberi keringanan : orang yang sakit, musafir.

hal yang membatalkan puasa : makan dan minum

hal yang harus dijauhi saat puasa : berbicara kasar, berbohong, menipu.

amalan : mengerjakan qiyamul lail.

Minggu, 04 April 2021

Islam Terorist

      Terlepas dari konsep Barat yang pada akhirnya hanya untuk menuduh Islam sebagai agama teroris radikal, ternyata radikalisme menurut versi Barat ini, justru kebanyakan terlahir dari kalangan kaum kafir yang ingkar kepada Allah.

Bilamana terjadi seorang budak atau rakyat jelata, tiba-tiba ditemukan membunuh bangsawan yang terhormat, pasti dikarenakan ada faktor penyebab. Misalnya hal itu terjadi, maka kemungkinan besar dikarenakan si bangsawan korban pembunuhan, sebelumnya telah melakukan sesuatu yang menyinggung kehormatan atau keyakinan si pembunuh, atau lantaran si pembunuh telah terpropokasi oleh hasutan dari pihak tertentu. Sebut saja peristiwa budak Alwahsyi pembunuh Sayyidina Hamzah, ternyata ia membunuh karena propokasi dari Hindun, tuannya.


Dengan Hikmah

Jadi dalam pandangan penulis, tidak ada keterkaitan sama sekali antara Islam dan radikalisme. Adapun radikalisme dalam konsep Islam, pada dasarnya telah dirombak total oleh ayat wa jaahiduu fi sabilillahi bi amwaalikum wa anfusikum (berjihadlah kalian di jalan Allah dengan harta benda dan jiwa raga kalian). (QS: At-Taubah:41).

Dalam konsep jihad membela agama Allah, dalam Islam tidak lepas dari doktrin dakwah bil hikmati wal mau`idhatil hasanah (dengan hikmah dan nasehat yang baik) sekaligus penerapan doktrin aljannatu tahta dhilaalis suyuuf (Surga itu terletak pada bayang-bayang pedang). Maksudnya keikutsertaan berperang membunuh musuh Allah, termasuk salah satu tiket untuk masuk Surga.

Ternyata Rasulullah ﷺ tetap mendapat predikat sebagai seorang Nabi yang Rahmatan lil `alamin.

Jadi sifat rahmatan lil  `alamin tidak mencegah Rasulullah ﷺ untuk melaksanakan kewajiban nahi mungkar secara fisik, hal ini sebagai penyeimbang bagi amar ma`ruf dalam kelemahlembutan rahmatan lil alamin. Karena itu, tuduhan radikalisme yang akhir-akhir ini seringkali disematkan bagi eksistensi Islam atau umat Islam, tiada lain adalah upaya keji dan jahat yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam.

Tentu saja umat Islam tidak boleh tinggal diam atas framing ini. Umat Islam harus berani menolak dengan segala kemampuan yang dimiliki. Entah itu lewat tulisan, pernyataan sikap, video pendek, atau lewat apa saja yang dapat dilakukan dan memiliki simbul perlawanan terhadap kejahatan mereka.

Karena hakikat Islam itu sendiri, bukanlah pelaku radikalisme sebagaimana yang dituduhkan oleh kalangan barat serta kalangan Islamofobia.

Senin, 29 Juni 2020

Resume Kajian Keilmuan
Tanggal : Rabu, 24 Juni 2020
Tema :
إن واخواته

(Inna dan Saudara-saudaranya)

Fungsinya : Menasabkan isim inna merofa’kan khabar inna.

Penjelasan :

إِنَّ وَ أَخوَتُهاَ : إِنَّ, أَنَّ, كَأَنَّ, لَكِنَّ, لَيتَ, لَعَلّ

١.)     إنَّ
Inna artinya : Sesungguhnya
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
Contoh :
إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ
Artinya : Sesungguhnya Allah atas setiap sesuatu Maha Kuasa
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah mansub dengan fathah.

٢.)  أَنَّ
Anna artinya : bahwa
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan.
Contoh :
 أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
Artinya: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

٣.)  كَأَنَّ
Kaanna artinya : seakan-akan
Fungsinya : penyerumpamaan
Contoh :
كَأَنَّ وَجْهَكَ بَدرٌ
Artinya : seakan-akan wajahmu itu bulan purnama.
٤.)   لَكِنَّ
Lakinna artinya : akan tetapi
Fungsinya : menyangkal
Contoh :
هُوَ عَالِمٌ لَكِنَّهُ غَيرُعَامِلٍ
Artinya : dia pandai tetapi tidak mengamalkan ilmunya.
٥.) لَعَلَّ
Laalla artinya: semoga/agar
(Angan" yang tidak mustahil)
Fungsinya : pengharapan
Contoh :
لعل زيد قلدم

٦.) لَيْتَ
Laita artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
Contoh :
لَيْتَ الشَّباَّ يَعُودُ يَوماً
Artinya : seandainya masa muda itu bisa kembali.

Contoh inna wa akhwatuha dalam Al-Qur’an:

• Surat Al-‘Ashr ayat
 إنَّالإنسان لفي خسر
- inna al-insaana la fii khusrin

Inna = sesungguhnya
Al-insaana = manusia (insan)
La = sungguh
Fii = dalam
Khusrin = kerugian.


Bidang Keilmuan 2019-2020

Resume  Kajian Bidang IMMawati

 : Emansipasi Wanita Ditinjau dari Syariat Islam




Pemateri Ayunda Nelis Nazziatus Sadiah Qosyasih

Gambaran sekilas tentang emansipasi, pengertian dan sejarah timbulnya :
Emansipasi berasal dari bahasa inggris “Emansipation” atau bahasa belanda “Emansipatie” yag arti harfiahnya: kemerdekaan, kebebasan. Jadi bisa diartikan kemerdekaan atau kebebasan wanita.
Gerakan ini dipelopori oleh seorang wanita bernama george send yang dengan demonstratif menentang apapun yang dinamakan prinsip moral, terutama apa yang dikenal dengan pemeliharaan terhadap kaum wanita. Berkat keayuan dan keelokan wajah dan bentuk tubuhnya. George send dapat menawan beberapa orang pria. Dalam tulisannya tentang perkawinan mengatakan: “aku tidak mau merubah pendirianku, dan aku tidak mau berdamai dengan masyarakat, bahwa perkawinan itu menurut pendapatku adalah suatu sistem sosial yang menyediakan dan lebih banyak kebiadabannya.
Pikiran inilah yang didemonstrasikan oleh george sand diatas. Salah seorang pria yang pernah menjadi korban george sand ialah alfred musse yang wasiatnya mengatakan: “kuharap kiranya george sand jangan menghadiri jenazahku”.
Tetapi jauh sebelum proklamasi emansipasi wanita, sejarah mencatat Islam telah lebih dahulu mengangkat derajat wanita yang dipelopori oleh Rasulullah (Nabi Muhammad SAW) yang megangkat derajat wanita. Pada zaman sebelum Nabi Muhammad diutus oleh Allah SWT kedunia, tanah arab berkecambuk kedurjanaan dan kebiadaban. Disitu ada kebiasaan mengubur bayi perempuan hidup-hidup yang disebabkan faktor psikologi orang tuanya terganggu yang merasa hina apabila mempunyai anak perempuan dan posisinya pun menjadi kelompok kelas dua, perempuan tugasnya hanya melayani lelaki dan harus siap kapanpun saat diperlukan dan pada zaman itu juga perempuan boleh menikah dengan laki-laki lebih dri satu (poliandri). Seorang perempuan boleh digauli oleh banyak laki-laki dan apabila sang perempuan sudah hamil, maka perempuan boleh memilih laki-laki mana yang menjadi ayah dari anak yang dilahirkannya. Kedudukan wanita pada waktu itu sangat merosot sekali dikalangan bangsa arab. Mereka dapat diwarisi seperti benda atau binatang ternak. (Abu Hasan Ali Al-Hasany An-Nadwi, 1989).
Setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rasul, hal –hal tersebut dirubah dan diperbaiki. Hal itu dapat diketahui dari banyaknya dalil yang bersumber dari al-Qur’an dan hadis yang menyatakan tentang persamaan derajat perempuan dan laki-laki. Sebagai contoh Surah An- Nisa ayat 124 :
وَمَن يَعْمَلْ مِنَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا

Artinya: “ Barang siapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita, sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun,” (QS. An –nisa [4]; 124).
Dari ayat diatas, dapat diketahui bahwa Islam sudan mengangkat derajat perempuan setingkat dengan derajat laki-laki. Yang membedakan bukan dari sisi jenis kelamin maupun perempuan melainkan tingkat ketaqwaan mereka kepada Allah SWT.

Bagaimana Emansipasi dalam Perspektif Islam
Emansipasi dalam pandangan Islam prospek pelepasan wanita dari kedudukan sosial  ekonomi yang rendah, serta pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan maju. Semua sama dihadapan Allah, yang membedakan mereka yang paling bertaqwa, taqwa dalam artian menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Mengenai hak bagi kaum wanita tersebut Al-Qur’an surat An –Nisa telah menggariskan lebih lanjut :
“Dan janganlah kamu berangan –angan (hendak mendapatkatkan karunia) yang telah Allah lebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain, laki-laki mendapatkan bagian dari apa yang mereka kerjakan, dan bagi perempuan –perempuan akan mendapatkan juga bagian dari apa yang mereka kerjakan, tetapi mintalah dar Allah anugerah-Nya, sesungguhnya Allah Maha mengetahui tiap-tiap sesuatu”. (an-Nisa:32)
Dalam ayat diatas jelas sekali :
Bahwa wanita sama dengan pria dalam hal mendapatkan hasil usahanya, baik pahala dari Allah maupun penghasilan dari dunia.
Kaum wanita sebagaimana halnya pria, diperintahkan untuk beramal dan bekerja guna mendapatkan anugerah Allah itu. Siapa giat dan aktif, dijaminnya oleh Allah untuk diberinya kehidupan yang baik.
Dan oleh karnanya peradaban fitrah, maka tidak mungkin apa yang dikerjakan itu harus sama, sebagaimana yang telah diterangkan diatas, dan mustahil akan terjadi harmonisasi dalam hidu ini kalau lapangan pekerjaan dan dunia usaha manusia itu sama seleruhnya. Perbedaan lapangan itu sudah menjadi ciri dalam kehidupan.

Bagaiman mengaplikasikan dalam kehidupan sekarang ini (ciri-ciri/Kepribadian) :
Beriman, memohon bantuan, dan tawakal kepada Allah
Nilai-nilai luhur
Cara pandang yang jelas
Kenyakinan dan proyeksi positif
Selalu mancari jalan keluar dari berbagai masalah
Belajar dari masalah dan kesulitan
Tidak membiarkan masalah dan kesulitasn memegaruhi kehidupannya
Percaya diri, menyukai perubahan dan berani menghadapi tantangan
Hidup dengan cita-cita, perjuangan dan kesabaran
Pandai bergaul dan suka membantu orang lain.


-Bidang IMMawati 2019-2020

Senin, 04 Mei 2020

RAIN-DU
Apa yang paling dirindu selama kita berdiam dirumah? Jawabannya pasti bermacam-macam, ada yang rindu ke kampus, ke sekolah, ke sekre, ke Mall TC. Ada juga yang kangen buka puasa bareng teman kelas, teman organisasi, ngabuburit bersama keluarga atau bahkan mudik ke kampong halaman. Rindu itu semua? Ya saya juga.
Sejak dahulu rindu telah banyak jadi inspirasi kisah. Dari mulai Romeo dan Juliet, Laila dan Qais sampai dilan dan Milea.
Sebetulnya enak mana sih merindukan atau dirindukan? Idealnya dia yang kita rindukan juga merindukan kita. Merindukan tanpa dirindukan rasanya kok ngenes sekali ya? Seperti bertepuk sebelah tangan hehehe
Tapi kalao boleh pilih, saya memilih dirindukan. Tentu saja senang rasanya jika tahu ada yang merindukan kita.
Sebetulnya ada sekali yang merindukan kita, terlebih dalam kondisi pandemic covid-19 seperti saat ini. Dia yang sering kita lupakan saat kita sibuk urusan duniawi yang tiada habisnya. Dia terlupakan ketika kita asyik membusungkan dada, menegakkan kepala tanpa menoleh kebelakang. Untuk tujuan apa seperti itu.
Allah rindu pada kita. Dalam sebuah hadits dikatakan “Pergilah pada hambaku lalu timpakanlah berbagai ujian padanya karena Aku (Allah) ingin mendengarkan rintihannya” Allah sedang rindu pada rintihan hambanya yang dulu sering, sekarang sudah jarang. Jarang sekali kita mengingat-Nya dalam kesibukan dunia, bahkan tidak sama sekali. Maka disaat itulah Allah menunjukkan kerinduan-Nya lewat cobaan dan ujian maka inilah saatnya keimanan kita diuji, bukan dalam kumpulan masa dan kedekatan dalam melawan wabah, tetapi dalam doa-doa sunyi dirumah atau dihati masing-masing.
Tapi pernahkan terpikir saat kita dilanda musibah dan permasalahan, bahwa disitulah allah sedang merindukan kita, merindukan rintihan dan segala keluh kesah kita. Merindukan lirihnya untaian doa yang dibumbui air mata. Merindukan sujud hambanya yang dibumi supaya terdengar kelangit. Merindukan saat kita bersimpuh atas ketidakberdayaan di hadapan-Nya.
Tapi bukankah Allah berjanji bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan? Karena itu, saat Allah rindu kepada kita janganlah mengangap Allah sedang memberi kita ujian, tetapi anggap Allah sedang memberi nikmat.
Rain-du pasti berlalu, Allah sedang merindu kita semua.

Basith M Yusuf (Ketua Umum PK IMM FAI 2019-2020)
05-05-2020
Andai Aku

DUM DAR ! ! !, suara itu terus menggelegar di kupingku dulu hingga sekarang, suara yang kian memekakan telinga disaat aku mulai mengira mengira akan menjadi apa suatu saat nanti, disaat guru kecilku menanyakan cita – cita saat aku masih kecil, saat guru bertanya kepada seluruh murid salah satu temanku menjawab dengan lantang “aku ingin jadi polisi,pak” disaat guru memanggil nama ku “jalal, apa cita citamu?” suara dentuman itu keras memakakan telinga, semua kalap semua berseru panik segera keluar dari ruangan kelas dipandu oleh guru bahasa Indonesia yang saat sedang mengajar di kelas kami, suara itu berasal dari gedung sebelah sekolah kami gedung dimana orang tuaku bekerja.
Saat itu aku mulai berfikir tidak memiliki cita – cita, saat itu pula aku mulai tidak memiliki masa depan yang indah, tapi tuhan berkata lain, hari hari kujalani dengan penuh kesuraman namun itu tidak membuatku gentar barang sedikit, orang orang disekitar ku terutama guru bahasa Indonesia ku yang bernama ipul. pak ipul begitulah murid murid memanggilnya, guru yang tak pernah mengenal kata lelah untuk mengejar anak anak beraneka ragam sifat dan kebiasaan.
Hari pertama setelah kejadian itu, rumahku ramai oleh pelayat yang tau ayah dan ibuku menjadi korban kejadian itu, teman teman orangtuaku banyak memberi dukungan kepadaku agar tetap tabah, terutama sanak saudara yang mau menampungku di rumahnya, namun aku tetap ingin dikota ku, kota dimana aku lahir dan besar, kota dimana banyak kenangan antara aku dan orangtuaku kala itu. Ayah ku sering bilang kepada ku “seperti apa kau saat ini kau akan menjadi orang besar suatu saat nanti, kau dan tubuhmu, kau dan dirimu” cukup kata kata itu yang membuat ku tetap ingin disini.
Hari rabu yang cerah tetangga yang juga teman sekelasku saat ini, danu orang yang tinggal tepat sebelah rumah ku menjemputku dengan sepedahnya yang ia dapatkan saat ulang tahunnya setahun lalu, orang yang selalu menungguku pulih tiga hari yang lalu, saat tau aku siap kembali ke sekolah alangkah gembiranya dia, dia menjemputku saat aku sudah siap dengan seragam, aku mengunci rumah dan menaiki sepedah yang sudah kusiapkan di depan rumah, kami pun berangkat beriringan di jalan.
Saat itu aku masih duduk bangku kelas enam dan sebentar lagi aku akan menghadapi ujian akhir sekolah, danu semakin bersemangat untuk belajar dan mengajak ku, dia selalu menghampiriku ketika aku sedang berleha leha dirumah.
Tepatnya dua minggu sebelum ujian itu tiba, setelah aku pulang dari sekolah bersama danu aku melihat ada seorang lelaki dan seorang perempuan, ku perhatikan lebih seksama, ternyata itu adalah jaka dan zahra sepupu ku yang tinggal tak jauh dari sini, “hai jalal !” suara zahra yang khas ketika berteriak membuat ku melambaikan tangan dan berlari kecil menghampirinya, danu pun mengikutiku dari belakang, saling bersalaman, aku pun menyuruh mereka untuk masuk, dan danu pamit pulang untuk mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
Kedatangan mereka untuk menemani ku selama menjelang ujian akhir sekolah, malamnya setelah mereka datang kami bertiga sedang duduk santai di teras depan rumah, hening, sunyi, hanya ada suara dedaunan yang ditiup angin, jangkrik jangkrik, dan katak, ķetika aku keluar membawa teh hangat untuk dinikmati di malam itu, “jalal !” suara jaka memutus keheningan malam itu, aku yang merasa terpanggil menoleh.
Jaka adalah pemuda yang berhasil lulus dari salah satu universitas di mesir dengan jalur beasiswa, dan adiknya zahra yang sekarang sedang berkuliah di salah satu universitas islam di indonesia yang selalu mendapat nilai baik jarak umur mereka denganku terbilang jauh, sekarang saja aku baru duduk di kelas 6 SD, tetapi jaka selalu memberiku motivasi sejak aku duduk di kelas 3 SD sehingga aku terbilang anak yang terlalu cepat dewasa, bagaimana tidak?, ayahku sendiri sering memberi ku motivasi agar aku bisa kuat dan tegar menghadapi kehidupan yang akan datang.
Tiga hari berlalu setelah kedatangan mereka di rumah ku, pertanyaan itu akhirnya dapat kusimpulkan namun belum bisa kujawab, pertanyaan yang sama seperti pak ipul kala itu, ketika kejadian yang hampir semua orang di kota ini tau dan mengingatnya, tapi sekarang pertanyaan itu butuh jawaban dan kepastian, aku hanya bingung bagaimana aku nanti, masih ada sebelas hari lagi sebelum ujian akhir sekolah, dan 17 hari lagi menuju hari kelulusan ku.
Hari berikutnya ketika di sekolah berangkat pagi seperti biasa bersama danu, hari ini ada materi tambahan untuk persiapan ujian akhir sekolah, pelajaran matematika, karna di ujian akhir sekolah nanti pelajaran matematika akan berisi materi dari kami kelas 3 SD, “jalal !” aku mendengar pak ipul memanggilku, aku berlari kecil untuk menemuinya, “jalal, sebentar lagi kau akan lulus dari sekolah ini, bapak harap kau bisa terbiasa dengan sekolah mu yang baru nanti” aku merunduk mendengar perkataan pak ipul tadi, “aku belum bisa memilih dimana aku akan sekolah nanti pak”, “bukankah sepupumu datang untuk menjemputmu dan akan membawamu ke pesantren dimaana ia dulu belajar?” tanya pak ipul yang membuat hatiku tambah bergetar, pak ipul menyadari aku enggan untuk sekolah di pesantren.
Aku pulang dengan membawa sebuah keputusan yang akan ku sampaikan kepada jaka, keputusan yang ku yakini akan membawa ku menjadi lebih baik, keputusan yang akan menggapai yang ku inginkan, keputusan yang akan membantuku menggapai yang andai -  andaikan.
Malamnya di temani danu aku beranikan membuka 7 dengan dua sepupuku yang datang beberapa hari lalu, “jaka” panggil ku, jaka menghampiri ku perlahan dan bertanya “ada apa jalal?” “Aku telah memtuskan, aku siap untuk masuk pesantren" wajah jalal tersenyum dengan gembira, zahra pun bersorak kegirangan, danu yang dari tadi memperhatikan tersenyum sambil melihatku.
Hari ujian pun tiba, setiap harinya hanya ada satu pelajaran, selama tiga hari, kekosongan setelah ujian kugunakan untuk persiapan masuk pesantren nanti, dengan belajar sedikit tentang pelajaran yang ada di pesantren dengan jalal.
Hari kelulusan tiba, jalal dan zahra datang untuk menemani ku di hari yang berbahagia itu, nama nama disebutkan, anak anak terlihat rapih dengan kemeja batik yang mereka gunakan, sambutan dari kepala sekolah, sambutan oleh pak ipul selaku wali kelas, dan guru guru lainnya, dan tiba akhirnya sambutan dari perwakilan alumni, aku maju sebagai orang yang ditunjuk saat itu,

aku berterimakasih dengan sangat kepada guru guruku, teman temanku, yang selalu mendukungku selama 6 tahun ini, banyak yang kita lalui pahit manis, getar getir hidup meski kita masih dalam masa pendewesaan tapi aku yakin kalian selalu bisa menjadi pribadi yang baik.
Pidato penutupku berakhir dengan tangis, dari kawan kawan dan guru guruku, kulihat jalal dan zahra yang menatapku sambil tersedu, penutupan acara tiba dengan perfotoan bersama.
Sepulang dari acara kelulusan aku, jalal dan zahra mengunjungi makam ibu dan ayah ku, kami berdo'a, dan aku mendekati batu lisan itu dan berbisik “ibu, ayah aku berhasil lulus dari ujian akhir sekolah, esok pagi hari aku akan berangkat ke pesantren, melanjutkan cita cita ayah, sebagai pendakwah yang baik” semua haru kala itu pecah dengan tangis .
Keesokan hari di pagi hari orang tua jalal dan zahra menjemputku, dan ternyata pak ipul juga datang untuk melepasku, semua barang sudag kusiapkan dari semalam, rumah yang kutinggali akan diurus oleh paman ku nanti setelah kepergianku, danu juga datang dengan membawa sebuah kotak yang kulihat ternyata itu sebuah al-qur'an, aku berterimakasih kepadanya atas segala kebaikannya selama ini, aku memeluknya.
Saatnya tiba aku berangkat dengan segala keputusan dan segala apa yang ingin ku gapai, dengan membawa segala kesedihan dan kegembiraan, aku merenung di dalam mobil akan seperti apa aku nanti di pesantren, tapi aku hanya memiliki satu tujuan saat ini, menjadi pribadi yang lebih baik.


_tamat_
Nama : Fauzan Azhiema
ID instagram : @azhiema
Email : Azhiemafauzan38@gmail.com
Alamat : jl.perdamaian rt003 rw 02, poris pelawad indah, cipondoh, kota tangerang, banten