Senin, 20 November 2017
Rasa itu masih ada
Senja tak begitu cerah sore ini. Terkalahkan oleh keberadaan rintik hujan yang sedikit demi sedikit berhasil mengenai jalan. Orang-orang terlihat berlarian menuju tempat yang dapat menaunginya dari sang hujan. Memang tak begitu lebat, namun dapat membuat jas yang dikenakan seorang pegawai kantoran terlihat basah. Ditengah rintik hujan yang damai dan dibawah naungan halte bus yang hamper penuh, aku bergeming. Menatap setiap orangyang tengah berteduh satu atapdenganku. Tatapanku kini tertuju kepada seseorang pemuda jangkung berambut agak ikal. Terlihat dari baju yang ia kenakan, membuatku tersenyum karena waktu hamper petang anak SMA seperti dia belum juga melepas seragamnya, atau bahkan ia belum kembali kerumahnya. Itu semua mengingatkanku akan masa-masa silam yang begitu sulit dan terpaku dibenakku.
Aku hanyalah anak pinggiran yang besar dan tumbuh diantara para pekerja yang tak pernah dipedulikan oleh pemerintah. Bahkan mereka tak pernah sadar, bahwa gedung pemerintah, perusahaan-perusahaan, sampai rumah mereka sendiri pun tak akan pernah berdiri kokoh tanoa bantuan wargakecil seperti kami. Ya, bapakku seorang buruh kuli, sedangkan ibuku seorang pedagang kecil-kecilan. Aku sebagai anak sulung bertanggung jawab atas keberadaan dua orang adikku. Hidup yang apa adanya membuatku menjadi seseorang yang tahan banting. Membuatku menjadi manusia dewasa walau hanya mungkin lebih dewasa dari mereka yang kecukupan. Sampai sekarang satu wejangan yang memantapkan langkahku untuk terus berjuang masih terus kuingat.
“Gas… jangan takut bermimpi untuk jadi orang besar. Walau kau ini terlahir dari bibit orang kecil, tapi babpak yakin kamu ini bibit unggulan yang nantinya bakal jadi orang unggulan juga. Jadi apapun kamu nanti, jangan lupakan orang kecil Gas, karena kamu ini juga dari orang kecil”
Perkataan bapak dibawah rembulan itu bagai penyulut cahaya dalam hidupku. Mulai kutanamkan kuat-kuat dalam jiwaku, kelak aku akan menjadi orang besar. Ya Rabb… kuatkan azzamku ini dan ridhoilah di setiap langkahku.
***
Pagi itu sang surya begitu percaya diri menampakkan batang hidungnya. Awanpun tak mau kalah dengan penampilannya yang begitu menawan. Langit tampak begitu sempurna ditemani kepakan sayap burung yang tengah menikmati indahnya pagi ini. Aku bangga dengan diriku, tinggal selangkah lagi aku dapat menyandang almamater SMA terbaik didaerahku. SMA yang berhasil aku bobol dengan usaha dan sedikit kecerdasanku yang kuturuni dari bapak, ibu, kakek, atukah nenekku, aku tak tau. Yang pasti kali ini semua siswa kelas akhir sedang ricuh membicarakan rencana kedepan mereka. Rangga, teman baikku ingin masuk fakultas management-bisnis guna melanjutkan perusahaan ayahnya. Fikri, teman sebangkuku yang memang terkenal ahli IT ingin melanjutkan studi ipteknya di jepang. Aku bahagia, karena memiliki teman-teman hebat seperti seperti mereka . aku terdiam ketika giliranku yang harus berbagi rencana. Tak ada sedikitpun rasa untuk tidak kuliah. Aku hanya teringat kenanganku dengan adikku suatu malam.
“Mas, kamu ini kan sudah dari SMP ke SMA, terus habis SMA mau kemana?” tanyanya dengan kepolosan khas anak kecil.
“kuliahlah dik…”tukasku penuh keyakinan.
“kuliah??? Memangnya bapak punya uang buat mas kuliah?”
Degg… perkataan itu bagai anak panah yang menghujani hatiku. Bagai petir yang menyambar pikiranku. Sambaran yang berhasil membuatku sadar bahwa aku harus mendapatkan beasiswa. Karena hanya itu yang dapat membuatku terus melangkah dalam meraih ilmu yang kuinginkan. “Ya Izzati… berikanlah anugerahMU disetiap detik perjuanganku.”
Dengan keyakinan dan tekad yang kumiliki, serta usaha dan doĆ” yang selalu kupinta padaNya. Akhirnya aku dapat menyandang status mahasiswa tanpa sepersen rupiah yang harus kukeluarkan. Dan seperti perjalanan kehidupan biasanya. Disinilah aku mulai mengenal rasa yang membuatku bimbang. Rasa tak berdaya didunia ini. Inilah cinta, ya… cinta. Cinta yang tanpa kuhendaki pada seseorang gadis berjilbab lebar nan anggun. Mahasiswi fakultas kedokteran itu mampu membiusku dari pandangannya yang teduh. Namun, walau tak sedikit kumbang yang terpikat oleh keindahannya, ia seolah bunga yang menatap rapat kelopaknya. Enggan berbagi keindahan yang ada. Sikapnya yang begitu cuek membuatnya terlihat berbeda dimata kaum adam, ak terkecuali dimataku. Bahkan dimataku, ia adalah sosok wanita sempurna nan solihah.
“sulit sekali menjadi pendampingnya kriterianya begitu tinggi, segi agama maupun materi pun harus memadai.” Kata seorang pengagumnya suatu saat. Nyaliku mulai ciut untuk mendapatkan hatinya. Karena aku sadar akan seberapa modal yang kumiiki. Walau sekuat tenaga aku menghilangkan rasa itu. Namun rasanya kian tumbuh dan kian membesar seiring seiring berjalannya waktu. Karena keputusasaan akan usaha penghilang rasa itu, akhirnya aku putuskan bahwa rasa ini biarlah terus berada dengan sendirinya. Walau tak pernah kuungkapkan padanya. Ia dapa mengetahui rasaku padanya sebagaimana perkataan salah satu temanku. Tapi sudahlah, biarlah rasa ini akan terus kubawa hingga penghujung perjalananku menjadi mahasiswa. Ya Muqollibal Qulub… andai kata taka da harapan lagi atas cintanya, hapuskanlah rasa ini dari hatiku. Namun andai ada harapan akan cintanya, jagalah rasa ini berada tetap dihatiku. Walau harapan-harapan itu hanya seperti tetesan embun dipagi hari.
***
Hujan mulai reda, malam hari kian larut. Satu persatu orang meniggalkan halte bus yang sempat aku kunjungi. Rembulan nan bintang tak tampak menghiasi langit malam. Hari terasa semakin gelap ketika kususuri jalan setapak yang sering kulalui hanya uuntuk sekedar melepas penat. Satu kebiasaan yang tak pernah kutinggalkan, karena bagiku jalanan malam menawarkan begitu banyak fantasi-fantasi kehidupan yang dapat menenangkan fikiran. Setenang hidupku kali ini. Lihatlah bapak, aku adalah anakmu, anak seorang buruh kuli. Lihatlah ibu, aku adalah anakmu anak seorang pedagang. Namun, kini aku yakin, senyuman kini telah menghiasi wajah mulia kalian. Wajah yang dulu selalu tersenyum ketika aku berdiri tegak meraih harapanmu. Wajah yang selalu menangis ketika aku tak berdaya. Tangan kalian, tangan yang selalu menghapus air mataku ketika aku menangis. Tangan yang selalu memberiku pelukan hangat ketika ku terjatuh. Namun terkadang aku mengutuk waktu karena terlalu cepat memisahkan kita. Bahkan aku mengutuk ruang yang telah membedakan kita diruang yang berbeda. Namun yang pasti… saksikanlah ayah…
Telah aku buktikan bahwa aku, bagas prayoga seorang anak buruh kuli, seorang anak pedagang telah menjadi generasi hebat dambaan umat, generasi penggugah semangat. Seorang motivator, penulis, sekaligus direktur yang terlahir dari Rahim orang kecil. Seseorang yang sukses dari keterbatasan. Kesuksesan yang berangkat dari mimpi, tekad, usaha do’a, dan keyakinan bahwa aku pasti bisa. Dan kini rasa itu masih ada…
~MUHAMMAD GHAZY RAZAN~
1 A PAI
Sabtu, 27 Mei 2017
(Dakwah)Apa istimewanya?
Pertanyaan itulah yang memenuhi benak saya ketika mulai
diperkenalkan dengan suatu “makhluk” yang disebut DAKWAH. Maklumlah
karena tujuan utama saya jauh-jauh dari kabupaten ke Kota tangerang ini
adalah kuliah untuk bekal mendapatkan pekerjaan mapan dan menjadi
seseorang yang karirnya melejit sukses. Tak ada hal lain yang
menghampiri pikiran saya selain bagaimana saya dapat mencapai tujuan
saya tersebut. Tapi kemudian pikiran saya berpikir keras ketika suatu
“makhluk” yang dipekenalkan oleh “si” Tarbiyah dengan nama Dakwah itu
mulai menghampiri, mendekati bahkan merayu saya.
Dakwah???
Apa pentingnya?
Apa istimewanya?
Saya mulai berpikir…
Apakah iya dakwah merupakan suatu keharusan bagi setiap orang Islam? Haruskah sebagai seseorang yang mengaku beragama Islam (Muslim/Muslimah) bergabung dalam barisan dakwah? Jika dengan saya shalat, mengaji dan puasa ramadhan saja sudah cukup untuk saya menyandang gelar sebagai Muslim yang baik serta taat. Buktinya? Tak sedikit orang-orang di sekeliling saya yang mengatakan dan memuji bahwa saya anak yang shalih/shalihah.
Beragam pemikiran yang terlintas dalam otak saya itu pun mulai membuat saya tak tenang dan tak nyaman serta mendesak untuk mendapatkan jawaban. Ternyata pendekatan “makhluk” itu tak main-main.
Dakwah mulai merayu!
“Makhluk” itu tetap berdiam dalam pikiran saya. Sekarang tak hanya mendekat melainkan “dia” mulai merayu saya untuk ikut bersamanya, menjadi followernya. Dalam hati saya bertanya: kenapa “makhluk” ini tetap berputar di kepala saya serta membuat hati ini tak tenang? Mengganggu setiap gerak saya? Sehingga saya coba untuk bernegosiasi dengannya.
Percakapan dalam diri itu pun dimulai!
Oke, pertama, kenapa saya harus ikut dalam barisan dakwah? Saya berpikir sejenak…
satu menit,…
dua menit,….
tiga menit,…..
kosong!
Kembali saya mamacu kerja otak. Ayolah berpikir ayo temukan jawabannya. Kenapa setiap muslim harus ikut dalam dakwah agama ini? Saya ulang kata-kata ini terus dan terus tanpa berhenti sebelum melintas jawabannya dalam pikiran saya.
Dan…..
Di menit kelima terlintas sebuah hadits Nabi SAW yang sudah sangat popular saya rasa, yakni:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Hadits ini menegaskan bahwa wajib hukumnya bagi seorang pengikut agama Muhammad SAW untuk menyampaikan apa yang dibawa oleh beliau SAW walaupun hanya satu ayat, walaupun Ilmu yang dimiliki masih sangat terbatas. Ini pemikiran pertama yang terlintas dalam benak saya tentang mengapa seorang muslim harus berdakwah.
Oke, Sebagian kecil hati saya mulai tertarik dengan “si” Dakwah, baru SEBAGIAN KECIL. Saya mulai berpikir lagi. Kali ini alasan lain langsung menyerbu otak saya tanpa menunggu dipersilahkan hingga terjadilah dialog ini.
Hei, bukankah dengan dakwah ilmu kita menjadi lebih bermanfaat?
Inget ga Perkataan Rasulullah SAW? Pertanyaan itu terngiang dalam diri saya.
Iya, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang shalih mendoakan untuknya.” (Abu Hurairah)
Ooohh Jadi kalau ilmu saya mau lebih dimanfaatkan maka saya harus mengajarkannya pada orang lain. Dakwah-lah salah satu sarananya.
Belum sempat otak saya beristirahat barang sejenak, perkataan Baginda Rasulullah SAW yang lain segera menyambut.
“Barangsiapa yang berdakwah kepada petunjuk (kebaikan) maka dia mendapatkan pahala seperti pahala yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Subhanallah saya bisa mendapatkan bagian pahala dari orang yang saya dakwahi bila orang tersebut melakukannya. Jika saya melakukan ibadah itu sendiri maka saya dapat satu pahala, tetapi bila saya menyeru orang lain untuk melakukan ibadah itu juga maka saya mendapat pahala darinya. Jika ia satu orang maka saya mendapat 2 pahala, (dari sendiri dan dari satu orang yang saya seru) lantas jika ada 100 orang? Saya akan mendapat 100 kali lipat pahala suatu ibadah tersebut. Subhanallah pahala yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mau berjuang di jalan Dakwah-Nya. Betapa Pemurahnya Dia.
Tertampar Hati ini dan Mengalir air mata ini…
Oh Allah kemana saja hati dan pikiran hamba selama ini? Hingga tak terpikirkan betapa pentingnya berjuang di jalan dakwah-Mu. Hamba selalu merasa cukup hanya dengan shalat, cukup hanya dengan mengaji dan cukup hanya dengan puasa ramadhan, padahal hamba juga tak yakin apakah amal-amal yang telah hamba lakukan engkau terima dan beri pahala atasnya atau bahkan tak berarti apa-apa bagi-Mu. Begitu sombongnya hamba selama ini sehingga tak menyadari betapa banyaknya amal-amal lain yang belum hamba tunaikan di Dunia yang hanya menjadi tempat bersinggah sebentar ini. Terlalu bangganya hamba selama ini terhadap diri, sehingga mata hamba seakan tertutup dan tak melihat betapa banyaknya orang lain di luar sana yang beramal dan berjuang jauh sangat jauh dari apa yang hamba lakukan. Mengapa baru sekarang hamba sadar begitu sedikitnya bekal yang hamba telah siapkan. begitu sedikitnya sehingga hamba pikir tak akan sampai perjalanan hamba ke surga-Mu yang abadi.
Dakwah! “Kau” berhasil meluluhkanku!
Dimulai dengan bergabung dalam organisasi LDK (Lembaga Dakwah Kampus) hari-hari telah saya lalui dengan aktivitas-aktivitas dakwah. Aktivitas yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, bahkan ketika saya ikut rohis SMA dulu. Ruhiyah saya semakin terisi oleh cahaya-Nya. Berbagai kepanitiaan acara telah saya jalani dengan antusias dan penuh keikhlasan Insya Allah. Tak henti saya mengucap syukur pada-Mu ya Allah yang telah membuka jendela hidayah di kamar hati hamba. Begitu banyak hal yang hamba dapatkan dalam barisan dakwah ini.
Hamba rasakan manisnya ukhuwah di antara kami sesama pejuang agama-Mu,
Hamba rasakan kehadiran dan sentuhan Cinta-Mu,
Hamba rasakan kasih sayang kekasih-Mu. Utusan-Mu Rasulullah Muhammad SAW yang karena perjuangannya, kesabarannya, luka-lukanya, keikhlasannya, ketabahannya, kekuatannya, cintanya serta cucuran air mata rindunya pada kami umatnya yang hidup jauh setelah beliau pergi, dan wahai Allah Engkau tau kami-pun merindukan beliau SAW yang senatiasa kami berharap dapat melihat wajah teduhnya dan bersamanya di Jannah-Mu kelak.
Seperti yang digambarkan dalam firman Allah “Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah; 9:128)
Tak ingin rasanya saya meninggalkan barisan ini karena sudah terlanjur cinta. Meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah. Begitu banyak karunia-Nya yang saya dapatkan melalui dakwah ini. Dan saya selalu berdoa:
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).” (QS.Ali ‘Imran: 8)
Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.
“Dakwah bukan suatu hal yang Penting apalagi Istimewa! Karena Dakwah adalah lebih dr sekadar penting dan istimewa. Dakwah adalah nadi agama Islam, yang harus senantiasa kita denyutkan. Dakwah adalah nafas bagi kita yang meyakini Islam sebagai agama, ridha Allah sebagai Tuhan Yang Esa, Muhammad nabi dan utusan-Nya. Dakwah adalah makanan pokok bagi hati dan keimanan kita.”
Tanpa dakwah akan terasa hampa hidup kita,
Tanpa dakwah tak akan pernah kita rasakan ukhuwah yang begitu mesra dan indah,
Tanpa dakwah takkan kita rasakan perjuangan Nabi dan sahabat dulu dalam memperjuangkan agama ini, memperjuangkan tegaknya kalimat Allah di bumi ini,
Tanpa dakwah takkan kita sadari kehadiran dan cinta-Nya kepada hamba-hamba yang menolong agama-Nya,
Tanpa dakwah kita bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Tanpa dakwah kita tak tahu artinya Cinta.
Karena Sejatinya Dakwah adalah Cinta (Seperti ungkapan seorang Murobbi).
Sekian semoga bermanfaat..
Wassalamu’alaikum
Oleh : Rd Maftuh
Ketua PK IMM BIDANG KEILMUAN
#PKIMMFAI
#SALAMFASKHO
Dakwah???
Apa pentingnya?
Apa istimewanya?
Saya mulai berpikir…
Apakah iya dakwah merupakan suatu keharusan bagi setiap orang Islam? Haruskah sebagai seseorang yang mengaku beragama Islam (Muslim/Muslimah) bergabung dalam barisan dakwah? Jika dengan saya shalat, mengaji dan puasa ramadhan saja sudah cukup untuk saya menyandang gelar sebagai Muslim yang baik serta taat. Buktinya? Tak sedikit orang-orang di sekeliling saya yang mengatakan dan memuji bahwa saya anak yang shalih/shalihah.
Beragam pemikiran yang terlintas dalam otak saya itu pun mulai membuat saya tak tenang dan tak nyaman serta mendesak untuk mendapatkan jawaban. Ternyata pendekatan “makhluk” itu tak main-main.
Dakwah mulai merayu!
“Makhluk” itu tetap berdiam dalam pikiran saya. Sekarang tak hanya mendekat melainkan “dia” mulai merayu saya untuk ikut bersamanya, menjadi followernya. Dalam hati saya bertanya: kenapa “makhluk” ini tetap berputar di kepala saya serta membuat hati ini tak tenang? Mengganggu setiap gerak saya? Sehingga saya coba untuk bernegosiasi dengannya.
Percakapan dalam diri itu pun dimulai!
Oke, pertama, kenapa saya harus ikut dalam barisan dakwah? Saya berpikir sejenak…
satu menit,…
dua menit,….
tiga menit,…..
kosong!
Kembali saya mamacu kerja otak. Ayolah berpikir ayo temukan jawabannya. Kenapa setiap muslim harus ikut dalam dakwah agama ini? Saya ulang kata-kata ini terus dan terus tanpa berhenti sebelum melintas jawabannya dalam pikiran saya.
Dan…..
Di menit kelima terlintas sebuah hadits Nabi SAW yang sudah sangat popular saya rasa, yakni:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Hadits ini menegaskan bahwa wajib hukumnya bagi seorang pengikut agama Muhammad SAW untuk menyampaikan apa yang dibawa oleh beliau SAW walaupun hanya satu ayat, walaupun Ilmu yang dimiliki masih sangat terbatas. Ini pemikiran pertama yang terlintas dalam benak saya tentang mengapa seorang muslim harus berdakwah.
Oke, Sebagian kecil hati saya mulai tertarik dengan “si” Dakwah, baru SEBAGIAN KECIL. Saya mulai berpikir lagi. Kali ini alasan lain langsung menyerbu otak saya tanpa menunggu dipersilahkan hingga terjadilah dialog ini.
Hei, bukankah dengan dakwah ilmu kita menjadi lebih bermanfaat?
Inget ga Perkataan Rasulullah SAW? Pertanyaan itu terngiang dalam diri saya.
Iya, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak yang shalih mendoakan untuknya.” (Abu Hurairah)
Ooohh Jadi kalau ilmu saya mau lebih dimanfaatkan maka saya harus mengajarkannya pada orang lain. Dakwah-lah salah satu sarananya.
Belum sempat otak saya beristirahat barang sejenak, perkataan Baginda Rasulullah SAW yang lain segera menyambut.
“Barangsiapa yang berdakwah kepada petunjuk (kebaikan) maka dia mendapatkan pahala seperti pahala yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).
Subhanallah saya bisa mendapatkan bagian pahala dari orang yang saya dakwahi bila orang tersebut melakukannya. Jika saya melakukan ibadah itu sendiri maka saya dapat satu pahala, tetapi bila saya menyeru orang lain untuk melakukan ibadah itu juga maka saya mendapat pahala darinya. Jika ia satu orang maka saya mendapat 2 pahala, (dari sendiri dan dari satu orang yang saya seru) lantas jika ada 100 orang? Saya akan mendapat 100 kali lipat pahala suatu ibadah tersebut. Subhanallah pahala yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mau berjuang di jalan Dakwah-Nya. Betapa Pemurahnya Dia.
Tertampar Hati ini dan Mengalir air mata ini…
Oh Allah kemana saja hati dan pikiran hamba selama ini? Hingga tak terpikirkan betapa pentingnya berjuang di jalan dakwah-Mu. Hamba selalu merasa cukup hanya dengan shalat, cukup hanya dengan mengaji dan cukup hanya dengan puasa ramadhan, padahal hamba juga tak yakin apakah amal-amal yang telah hamba lakukan engkau terima dan beri pahala atasnya atau bahkan tak berarti apa-apa bagi-Mu. Begitu sombongnya hamba selama ini sehingga tak menyadari betapa banyaknya amal-amal lain yang belum hamba tunaikan di Dunia yang hanya menjadi tempat bersinggah sebentar ini. Terlalu bangganya hamba selama ini terhadap diri, sehingga mata hamba seakan tertutup dan tak melihat betapa banyaknya orang lain di luar sana yang beramal dan berjuang jauh sangat jauh dari apa yang hamba lakukan. Mengapa baru sekarang hamba sadar begitu sedikitnya bekal yang hamba telah siapkan. begitu sedikitnya sehingga hamba pikir tak akan sampai perjalanan hamba ke surga-Mu yang abadi.
Dakwah! “Kau” berhasil meluluhkanku!
Dimulai dengan bergabung dalam organisasi LDK (Lembaga Dakwah Kampus) hari-hari telah saya lalui dengan aktivitas-aktivitas dakwah. Aktivitas yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, bahkan ketika saya ikut rohis SMA dulu. Ruhiyah saya semakin terisi oleh cahaya-Nya. Berbagai kepanitiaan acara telah saya jalani dengan antusias dan penuh keikhlasan Insya Allah. Tak henti saya mengucap syukur pada-Mu ya Allah yang telah membuka jendela hidayah di kamar hati hamba. Begitu banyak hal yang hamba dapatkan dalam barisan dakwah ini.
Hamba rasakan manisnya ukhuwah di antara kami sesama pejuang agama-Mu,
Hamba rasakan kehadiran dan sentuhan Cinta-Mu,
Hamba rasakan kasih sayang kekasih-Mu. Utusan-Mu Rasulullah Muhammad SAW yang karena perjuangannya, kesabarannya, luka-lukanya, keikhlasannya, ketabahannya, kekuatannya, cintanya serta cucuran air mata rindunya pada kami umatnya yang hidup jauh setelah beliau pergi, dan wahai Allah Engkau tau kami-pun merindukan beliau SAW yang senatiasa kami berharap dapat melihat wajah teduhnya dan bersamanya di Jannah-Mu kelak.
Seperti yang digambarkan dalam firman Allah “Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun, dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah; 9:128)
Tak ingin rasanya saya meninggalkan barisan ini karena sudah terlanjur cinta. Meneruskan perjuangan dakwah Rasulullah. Begitu banyak karunia-Nya yang saya dapatkan melalui dakwah ini. Dan saya selalu berdoa:
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).” (QS.Ali ‘Imran: 8)
Wahai Rabb yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku pada agama-Mu.
“Dakwah bukan suatu hal yang Penting apalagi Istimewa! Karena Dakwah adalah lebih dr sekadar penting dan istimewa. Dakwah adalah nadi agama Islam, yang harus senantiasa kita denyutkan. Dakwah adalah nafas bagi kita yang meyakini Islam sebagai agama, ridha Allah sebagai Tuhan Yang Esa, Muhammad nabi dan utusan-Nya. Dakwah adalah makanan pokok bagi hati dan keimanan kita.”
Tanpa dakwah akan terasa hampa hidup kita,
Tanpa dakwah tak akan pernah kita rasakan ukhuwah yang begitu mesra dan indah,
Tanpa dakwah takkan kita rasakan perjuangan Nabi dan sahabat dulu dalam memperjuangkan agama ini, memperjuangkan tegaknya kalimat Allah di bumi ini,
Tanpa dakwah takkan kita sadari kehadiran dan cinta-Nya kepada hamba-hamba yang menolong agama-Nya,
Tanpa dakwah kita bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa.
Tanpa dakwah kita tak tahu artinya Cinta.
Karena Sejatinya Dakwah adalah Cinta (Seperti ungkapan seorang Murobbi).
Sekian semoga bermanfaat..
Wassalamu’alaikum
Oleh : Rd Maftuh
Ketua PK IMM BIDANG KEILMUAN
#PKIMMFAI
#SALAMFASKHO
Tak Hanya Bela Sungkawa
Akhir-akhir ini, tragedi kemanusiaan banyak terjadi Indonesia.
Diantaranya adalah kasus sengketa tanah di karawang, yang melibatkan
petani dan PT. Pertiwi Lestari. Menurut informasi di fanspage
karawang.id; Konflik agraria Karawang sejak 1974 tersebut membuktikan
bahwa mendesaknya pengakuan hak-hak masyarakat atas tanahnya oleh BPN.
persoalan mendasarnya adalah perusahaan yang menklaim kepemilikan lahan
tak punya alas hak atas tanah seluas 350 Ha yang telah
dimanfaatkan masyarakat sejak 1958 bersamaan dengan lahirnya UU No 1
tahun 1958. Tanah diberikan kepada penduduk yang mempunyai hak usaha
atas tanah itu dengan hak milik dan pemberian hak milik kepada rakyat
dengan cuma-cuma, dan dipertegas lagi dengan lahirnya UUPA No 5 Tahun
1960. Artinya, tanah yang dikelola petani karawang sejak lama itu telah
menjadi hak milik, walau hanya hak untuk mengelola, berdasarkan UU no 1
tahun 1958 tentang penghapusan partikelir tanah.
Namun pemerintah menghinati hukum yang dibuatnya sendiri, tanah yang tak bertuan seharusnya dapat dikelola oleh yang telah menempatinya terlebih dahulu. Merujuk kepada agrarische wet yang dibuat tahun 1870 di Indonesia oleh menteri jajahan Engbeltrus de wall, yang salah satunya bertujuan untuk melindungi hak petani atas tanahnya dari penguasa dan pemodal asing. Namun realitas objektif di karawang, PT. Pertiwi Lestari telah menggusur lahan itu dan dibangun pagar beton serta jalan aspal, petani pun kehilangan mata pencaharian dan tempat tinggalnya.
Inilah namanya penindasan atas dalih legalitas kepemilikan tanah, yang melangkahi nama “kemanusiaan”. Sebagai aktifis mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, langkah terbaik adalah bergerak dan melawan penindasan terhadap kaum mustadhafin. Setelah kakanda di Pemuda Muhammadiyah dengan cepat membentuk Satgas Advokasi untuk petani karawang,dan melakukan aksi lewat jalur hukum, sekarang saatnya kita sebagai adinda IMM bergerak. Minimal atas nama “kemanusiaan” hati kecil kita tergugah untuk melaksanakan penggalangan dana untuk mereka yang sedang mengungsi di Jakarta.
Tak hanya sekedar ucapan bela sungkawa, yang diperlukan mereka yang ditindas adalah aksi sosial kita. Mereka yang miskin, justru menghidupi mereka yang kaya, Ini logika sinting yang membudaya. Maka, kami Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengajak kepada seluruh Pimpinan Komisariat yang ada di Kota Tangerang untuk menggalang dana di internalnya masing-masing. Hidup kaum mustadhafin!... Hidup Petani!... Hidup Rakyat Indonesia!... IMM semoga tetap jaya.
Namun pemerintah menghinati hukum yang dibuatnya sendiri, tanah yang tak bertuan seharusnya dapat dikelola oleh yang telah menempatinya terlebih dahulu. Merujuk kepada agrarische wet yang dibuat tahun 1870 di Indonesia oleh menteri jajahan Engbeltrus de wall, yang salah satunya bertujuan untuk melindungi hak petani atas tanahnya dari penguasa dan pemodal asing. Namun realitas objektif di karawang, PT. Pertiwi Lestari telah menggusur lahan itu dan dibangun pagar beton serta jalan aspal, petani pun kehilangan mata pencaharian dan tempat tinggalnya.
Inilah namanya penindasan atas dalih legalitas kepemilikan tanah, yang melangkahi nama “kemanusiaan”. Sebagai aktifis mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, langkah terbaik adalah bergerak dan melawan penindasan terhadap kaum mustadhafin. Setelah kakanda di Pemuda Muhammadiyah dengan cepat membentuk Satgas Advokasi untuk petani karawang,dan melakukan aksi lewat jalur hukum, sekarang saatnya kita sebagai adinda IMM bergerak. Minimal atas nama “kemanusiaan” hati kecil kita tergugah untuk melaksanakan penggalangan dana untuk mereka yang sedang mengungsi di Jakarta.
Tak hanya sekedar ucapan bela sungkawa, yang diperlukan mereka yang ditindas adalah aksi sosial kita. Mereka yang miskin, justru menghidupi mereka yang kaya, Ini logika sinting yang membudaya. Maka, kami Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengajak kepada seluruh Pimpinan Komisariat yang ada di Kota Tangerang untuk menggalang dana di internalnya masing-masing. Hidup kaum mustadhafin!... Hidup Petani!... Hidup Rakyat Indonesia!... IMM semoga tetap jaya.
MENGENANG HEROISME PERTEMPURAN LAUT -Kisah Yos Sudarso dan Muhammad Al-Fatih-
Yang pertama, berasal dari pertempuran Laut Aru. Sebuah
pertempuran melaksanakan misi nan bagian dari Operasi Trikora yang
didengungkan oleh sang Proklamator kemerdekaan pada 19 Desember 1961.
Isi titah Trikora itu ialah kibarkan Sang saka marah putih di Irian,
Gagalkan pembentukan negara boneka Papua oleh Belanda, dan bersiaplah
untuk mobilisasi umum guna menjaga persatuan dan kesatuan. KRI Macan
Tutul yang melakukan patroli sekaligus misi pendaratan bagi sukarelawan
asal Irian ke Kaimana itu berangkat bersama KRI Macan Kumbang dan KRI
Harimau, 3 kapal cepat torpedo yang dimiliki ALRI pada masa itu.
Kedua Negara memang sedang bersitegang terkait klaim kepemilikan Papua Barat. Indonesia sejak kemerdekaannya menyatakan bahwa seluruh wilayah Hindia Belanda dulunya, adalah Negara kesatuan Indonesia. Tapi sang seteru menampik bersebab menganggap wilayah itu masih merupakan salah satu provinsi Kerajaan Belanda. Keduanya pun telah bertemu dalam beberapa pertemuan dan berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 misal, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat dan begitu seterusnya hingga hubungan keduanya menegang bahkan berujung konflik bersenjata. Salah satunya: pertempuran Laut Aru yang pecah pada tanggal 15 Januari 1962~sekira 55 tahun lalu, ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutul yang membawa Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo, berpatroli. Di tengah patroli perairan itulah ketiganya dihadang oleh musuh yang sudah menanti baik kapal laut dan pesawat. Menurut penuturan Kolonel Laut Rony E Turangan, adalah Komodor Yos Sudarso yang dalam peristiwa itu menjabat sebagai Asops akhirnya mengambil tindakan untuk melakukan perlawanan kepada kapal-kapal Belanda itu demi menyelamatkan dua kapal lainnya karena memang misi sebenarnya sedari awal bukan tuk melakukan pertempuran, tetapi karena kondisi akhirnya Yos Sudarso mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan. Konon, KRI Macan Tutul yang dinahkodainya kemudian melakukan zig-zag agar dua kapal lainnya dapat lolos. Selain itu juga melakukan tembakan terus menerus tanpa henti, namun karena terkepung dengan 3 Destroyer Belanda yang jauh lebih mumpuni, akhirnya KRI Macan Tutul terkena torpedo bertubi-tubi hingga akhirnya tenggelam.
Kobarkan Semangat Pertempuran...
Melalui Radio Telefon, Yos Sudarso menyampaikan pesan tempur terakhirnya, “Kobarkan Semangat Pertempuran”, sesaat sebelum KRI Macan Tutul tenggelam. Sebuah pesan yang masih relevan hingga kini. Akhirnya Yos Sudarso beserta 25 awak kapal gugus sebagai kusuma bangsa. Diantara awak kapal yang gugur antara lain Kapten Memet dan Kapten Wiratno.
Sebab jasa dan heroisme Komodor Yos Sudarso lah akhirnya dua kapal lain terselamatkan dan korban jiwa bisa ditekan secara minimal. Jika amal sebab cinta tanah air saja bisa seheroik itu apatah lagi amal yang digerakkan oleh keimanan dan harapan pada Ilahi.
Yang kedua, adalah heroisme seorang pemuda yang digerakkan oleh semangat membara dari sebuah hadist. Bertahun-tahun lamanya tak teraih generasi sebelumnya. Menerbitkan gairah yang menyala untuk merealisasikannya, "Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya." (HR Ahmad)
Ekspedisi penyerangan yang dipimpinnya bukanlah ekspedisi yang biasa, ini adalah ekspedisi kerinduan selama 825 tahun lamanya. Maka setibanya dalam pengepungan Konstantinopel yang panjang lagi menghabiskan jiwa dan harta, ia dan pasukannya tak bergeming sekalipun serangan darat baik artileri dan jarak dekat tak mampu membongkar tembok kokoh lawan serta merangsek masuk; serangan laut nihil hasil karena bandingan kekuatan dan pengalaman yang amat jauh berbeda. Serta hasil pertempuran kecil di berbagai titik yang juga tak mereka menangi. Tursun Bey menceritakan bahwa: "kejadian itu mengakibatkan keputusasaan dan kekacauan diantara pasukan Muslim". Mehmed sang pemuda itu memahami bahwa satu-satunya cara untuk menaikkan moral pasukan yang paling baik adalah dengan pengalaman kemenangan dan dia harus menciptakan hal itu. Kata-kata dalam surat Syaikh Syamsuddin "sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya" terus menerus dia pikirkan. Moral pasukan harus diangkat dan kondisi perang harus dibalik. Hal itu hanya bisa dilakukan dengan cara yang fantastis. Tidak sekalipun dia ragu bahwa Konstantinopel akan takluk di tangannya. Oleh karena itu, ia hanya perlu memikirkan satu cara untuk membuat kejutan, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, sesuatu yang akan membuat kondisi perang berubah dan menaikkan moral pasukannya. Apapun itu, apapun caranya, whatever it takes!
Di tengah-tengah diskusi antara para petinggi militer tentang bagaimana Teluk Tanduk bisa direbut, sedangkan rantai raksasa membentang pada pintu masuknya, tetiba sultan Mehmed akhirnya menengahi dengan sebuah solusi yang tak pernah terbayangkan oleh semua yang hadir, ucapan yang keluar dari lisannya sederhana namun memerlukan kekuatan dan tekad yang tak tergoyahkan. "Bila kita tak dapat memutuskan rantai itu, kita akan melewatinya". Melewati yang dimaksud Sultan adalah melewati rantai raksasa melalui jalur darat, ini berarti mengangkat kapal kapal dari Double Columns di Selat Bosphorus melewati daratan Galata menuju Valley of Springs di Teluk Tanduk Emas agar bisa mengatasi rantai raksasa.
Walaupun terdengar mustahil, tetapi tak seorang pun yang menganggapnya begitu. Karena mereka digerakkan cahaya iman hingga dada mereka bergejolak untuk segera melakukannya. Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga sering menggunakan element of surprise semacam ini. Hehehe...
"Itu adalah sebuah pencapaian yang menakjubkan dan strategi bermutu tinggi dari taktik pertempuran laut", puji Melissenos, seorang penulis Yunani. Keseluruhan operasi ini adalah sebuah karya agung. Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menuliskan komentar seorang sejarawan Byzantium tentang peristiwa pengangkatan kapal-kapal Utsmani: “Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya dipuncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang pernah dilakukan Alexander The Great.”
Tidak seorang pun yang melihat pemandangan saat itu kecuali akan timbul rasa ngeri dalam hatinya. Dari kejauhan, panji perang Rasulullah berwarna hitam dengan ukiran syahadat ditemani bendera merah hijau Utsmani dengan lambang bulan sabit berkibar-kibar megah. Ketika pasukan Konstantinopel mengarahkan pandangannya ke bawah bendera itu, nampaklah bagi mereka sebuah pekerjaan yang digerakkan oleh langit. Deretan kapal-kapal utsmani berjajar rapi di bukit Galata, beberapa sedang menaikinya dan yang lain telah turun dan berlabuh di Teluk Tanduk Emas. Mereka berteriak histeris, mencengkeram kepala mereka dengan tangan-tangan kaku dan mata mereka membelakak menyaksikan sihir militer Sultan Mehmed. Satu sama lain meminta agar saudaranya agar mencubit dirinya, berharap ini adalah mimpi buruk yang mereka akan segera bangun darinya. Ini lah titik balik yang membuat semangat optimisme kaum muslimin kembali membuncah untuk menang. Sultan Mehmed II yang muda itu juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih
Baik Yos Sudarso dan Muhammad Al-Fatih, adalah jiwa-jiwa yang luar biasa dalam perjuangannya masing-masing. Lebih-lebih perjuangan untuk menolong agama Allah seperti halnya Muhammad Al Fatih. Sudahkah kawan-kawan memastikan tempat agar ikut dalam perjuangan? Atau yang lebih tinggi lagi yaitu menolong agama Allah?
Oleh:Erick Abdullah
Ketua PK IMM BIDANG HIKMAH
#PKIMMFAI
#SALAMFASKHO
Kedua Negara memang sedang bersitegang terkait klaim kepemilikan Papua Barat. Indonesia sejak kemerdekaannya menyatakan bahwa seluruh wilayah Hindia Belanda dulunya, adalah Negara kesatuan Indonesia. Tapi sang seteru menampik bersebab menganggap wilayah itu masih merupakan salah satu provinsi Kerajaan Belanda. Keduanya pun telah bertemu dalam beberapa pertemuan dan berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 misal, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat dan begitu seterusnya hingga hubungan keduanya menegang bahkan berujung konflik bersenjata. Salah satunya: pertempuran Laut Aru yang pecah pada tanggal 15 Januari 1962~sekira 55 tahun lalu, ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutul yang membawa Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo, berpatroli. Di tengah patroli perairan itulah ketiganya dihadang oleh musuh yang sudah menanti baik kapal laut dan pesawat. Menurut penuturan Kolonel Laut Rony E Turangan, adalah Komodor Yos Sudarso yang dalam peristiwa itu menjabat sebagai Asops akhirnya mengambil tindakan untuk melakukan perlawanan kepada kapal-kapal Belanda itu demi menyelamatkan dua kapal lainnya karena memang misi sebenarnya sedari awal bukan tuk melakukan pertempuran, tetapi karena kondisi akhirnya Yos Sudarso mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan. Konon, KRI Macan Tutul yang dinahkodainya kemudian melakukan zig-zag agar dua kapal lainnya dapat lolos. Selain itu juga melakukan tembakan terus menerus tanpa henti, namun karena terkepung dengan 3 Destroyer Belanda yang jauh lebih mumpuni, akhirnya KRI Macan Tutul terkena torpedo bertubi-tubi hingga akhirnya tenggelam.
Kobarkan Semangat Pertempuran...
Melalui Radio Telefon, Yos Sudarso menyampaikan pesan tempur terakhirnya, “Kobarkan Semangat Pertempuran”, sesaat sebelum KRI Macan Tutul tenggelam. Sebuah pesan yang masih relevan hingga kini. Akhirnya Yos Sudarso beserta 25 awak kapal gugus sebagai kusuma bangsa. Diantara awak kapal yang gugur antara lain Kapten Memet dan Kapten Wiratno.
Sebab jasa dan heroisme Komodor Yos Sudarso lah akhirnya dua kapal lain terselamatkan dan korban jiwa bisa ditekan secara minimal. Jika amal sebab cinta tanah air saja bisa seheroik itu apatah lagi amal yang digerakkan oleh keimanan dan harapan pada Ilahi.
Yang kedua, adalah heroisme seorang pemuda yang digerakkan oleh semangat membara dari sebuah hadist. Bertahun-tahun lamanya tak teraih generasi sebelumnya. Menerbitkan gairah yang menyala untuk merealisasikannya, "Sungguh, Konstantinopel akan ditaklukkan oleh kalian. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya." (HR Ahmad)
Ekspedisi penyerangan yang dipimpinnya bukanlah ekspedisi yang biasa, ini adalah ekspedisi kerinduan selama 825 tahun lamanya. Maka setibanya dalam pengepungan Konstantinopel yang panjang lagi menghabiskan jiwa dan harta, ia dan pasukannya tak bergeming sekalipun serangan darat baik artileri dan jarak dekat tak mampu membongkar tembok kokoh lawan serta merangsek masuk; serangan laut nihil hasil karena bandingan kekuatan dan pengalaman yang amat jauh berbeda. Serta hasil pertempuran kecil di berbagai titik yang juga tak mereka menangi. Tursun Bey menceritakan bahwa: "kejadian itu mengakibatkan keputusasaan dan kekacauan diantara pasukan Muslim". Mehmed sang pemuda itu memahami bahwa satu-satunya cara untuk menaikkan moral pasukan yang paling baik adalah dengan pengalaman kemenangan dan dia harus menciptakan hal itu. Kata-kata dalam surat Syaikh Syamsuddin "sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya" terus menerus dia pikirkan. Moral pasukan harus diangkat dan kondisi perang harus dibalik. Hal itu hanya bisa dilakukan dengan cara yang fantastis. Tidak sekalipun dia ragu bahwa Konstantinopel akan takluk di tangannya. Oleh karena itu, ia hanya perlu memikirkan satu cara untuk membuat kejutan, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, sesuatu yang akan membuat kondisi perang berubah dan menaikkan moral pasukannya. Apapun itu, apapun caranya, whatever it takes!
Di tengah-tengah diskusi antara para petinggi militer tentang bagaimana Teluk Tanduk bisa direbut, sedangkan rantai raksasa membentang pada pintu masuknya, tetiba sultan Mehmed akhirnya menengahi dengan sebuah solusi yang tak pernah terbayangkan oleh semua yang hadir, ucapan yang keluar dari lisannya sederhana namun memerlukan kekuatan dan tekad yang tak tergoyahkan. "Bila kita tak dapat memutuskan rantai itu, kita akan melewatinya". Melewati yang dimaksud Sultan adalah melewati rantai raksasa melalui jalur darat, ini berarti mengangkat kapal kapal dari Double Columns di Selat Bosphorus melewati daratan Galata menuju Valley of Springs di Teluk Tanduk Emas agar bisa mengatasi rantai raksasa.
Walaupun terdengar mustahil, tetapi tak seorang pun yang menganggapnya begitu. Karena mereka digerakkan cahaya iman hingga dada mereka bergejolak untuk segera melakukannya. Bukankah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga sering menggunakan element of surprise semacam ini. Hehehe...
"Itu adalah sebuah pencapaian yang menakjubkan dan strategi bermutu tinggi dari taktik pertempuran laut", puji Melissenos, seorang penulis Yunani. Keseluruhan operasi ini adalah sebuah karya agung. Yilmaz Oztuna di dalam bukunya Osmanli Tarihi menuliskan komentar seorang sejarawan Byzantium tentang peristiwa pengangkatan kapal-kapal Utsmani: “Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya dipuncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang pernah dilakukan Alexander The Great.”
Tidak seorang pun yang melihat pemandangan saat itu kecuali akan timbul rasa ngeri dalam hatinya. Dari kejauhan, panji perang Rasulullah berwarna hitam dengan ukiran syahadat ditemani bendera merah hijau Utsmani dengan lambang bulan sabit berkibar-kibar megah. Ketika pasukan Konstantinopel mengarahkan pandangannya ke bawah bendera itu, nampaklah bagi mereka sebuah pekerjaan yang digerakkan oleh langit. Deretan kapal-kapal utsmani berjajar rapi di bukit Galata, beberapa sedang menaikinya dan yang lain telah turun dan berlabuh di Teluk Tanduk Emas. Mereka berteriak histeris, mencengkeram kepala mereka dengan tangan-tangan kaku dan mata mereka membelakak menyaksikan sihir militer Sultan Mehmed. Satu sama lain meminta agar saudaranya agar mencubit dirinya, berharap ini adalah mimpi buruk yang mereka akan segera bangun darinya. Ini lah titik balik yang membuat semangat optimisme kaum muslimin kembali membuncah untuk menang. Sultan Mehmed II yang muda itu juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih
Baik Yos Sudarso dan Muhammad Al-Fatih, adalah jiwa-jiwa yang luar biasa dalam perjuangannya masing-masing. Lebih-lebih perjuangan untuk menolong agama Allah seperti halnya Muhammad Al Fatih. Sudahkah kawan-kawan memastikan tempat agar ikut dalam perjuangan? Atau yang lebih tinggi lagi yaitu menolong agama Allah?
Oleh:Erick Abdullah
Ketua PK IMM BIDANG HIKMAH
#PKIMMFAI
#SALAMFASKHO
BERKACA KEPEMIMPINAN DARI PERMATA ZAMAN
Bakda pelantikan lalu, kita sama-sama faham bahwa kedepannya amanah
yang baru kan kita emban. Sebagai renungan, elok kiranya memerhatikan
pesan permata zaman dalam soal teladan kepemimpinan. Generasi emas
sekaligus awal dalam Islam misalnya, para Amirul mukminin. Amat jernih
kata yang keluar dari lisan mereka hingga generasi setelahnya terus
mendapat pelajaran dari gemilangnya kisah mereka.
Sungguh, orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, “Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah.”
Penting memulai kepemimpinan dengan kesadaran bahwa kita bukanlah orang terbaik kala ditunjuk sebagai pemimpin. Rasa ini akan menundukkan diri untuk tak jumawa, haus ilmu, lapar umpan balik, tidak anti kritik dan senantiasa meminta pertolongan untuk bisa tetap berlaku baik. Sang empu tak kan malu jika harus turun ke bawah untuk menampung tiap saran dan aspirasi dari orang yang Allah berikan ilmu padanya. Sebagaimana Abu Bakar yang menghormati ilmu yang ada pada 'Umar, yaitu tatkala Abu Bakar menulis surat ketetapan yang ditujukan pada penanggungjawab Baitul Maal, 'Umar ibn Al Khaththab, untuk memberikan kedua pemuka dari Fazarah & Tamim hak harta sebagaimana yang mereka terima tatkala masih bersama Rasulullah.
Menerima surat itu, 'Umar membaca sejenak, memandang kedua pemimpin itu dengan tajam, lalu merobek nawala ketetapan Abu Bakar itu menjadi serpihan kecil. Kedua pemimpin itu terkejut dan saling pandang tak mengerti. "Pergi kalian", ujar 'Umar keras, "Tak ada lagi bagian dari Baitul Maal ini yang menjadi hak kalian." Tergopoh menghadap kembali pada Abu Bakar, mereka menggugat, "Kami tak mengerti. Sebenarnya yang jadi Khalifah itu engkau atau 'Umar? Kau memutuskan dan 'Umar membatalkan bahkan merobeknya." Mendengar itu Abu Bakar tertawa renyah. "'Umar adalah Khalifah", ujar beliau, "Pada kapanpun dia mau." Demikianlah setelah Iman, dalam Islam, ilmu menempati kedudukan begitu tinggi. Oleh karenanya Abu Bakar begitu menghormati 'Umar. Apatah lagi kita yang amat jauh dari Abu Bakar, pasti lah lebih memerlukan sosok-sosok ikhlas yang dapat memberi nasihat berdasar ilmu.
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi sungguh orang yang jauh lebih perkasa daripada kita semua, ‘Umar ibn Al Khaththab, pernah mengatakan, “Seandainya tidaklah didorong oleh harapan bahwa saya akan menjadi orang yang terbaik di antara kalian dalam memimpin kalian, orang yang terkuat bagi kalian dalam melayani keperluan-keperluan kalian, dan orang yang paling teguh mengurusi urusan-urusan kalian, tidaklah saya sudi menerima jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar, menunggu datangnya saat perhitungan.”
Selanjutnya, visi dalam berorganisasi menjadi sangat penting. 'Umar terdorong untuk menerima kepemimpinan karena memiliki keinginan yang menyala menjadi sebaik pemimpin, yang paling setia dalam melayani. Dan ini takkan terwujud manakala 'Umar sendiri tidak memiliki segudang konsep dan sistem. Lalu kejayaan demi kejayaan diraih hingga luas wilayah Islam seumpama 23 Negara, administrasi menjadi lebih rapi, pemerataan kesejahteraan, pemerintahan yang memanusiakan, bahkan paceklik luar biasa seperti Ramadhah pun bisa dilewati.
Sudahkah kita memiliki konsep berikut sistem?
Sebelum itu, kita perlu melakukan identifikasi lebih dulu tentang zaman yang kita tinggali sekarang, membaca apa tantangan zaman dan pekerjaan lanjutan dari kepemimpinan sebelumnya. Kemudian berlanjut kepada menempatkan ukuran-ukuran resiko; menempatkan alternatif; menganalisis setiap alternatif; memutuskan dan melaksanakan alternatif; mengontrolnya; serta mengevaluasinya.Ada yang perlu kita renungkan secara mendalam manakala beban amanah untuk mengisi intelektual mereka menjadi amanah dari kepemimpinan sebelumnya. Penulis mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari resiko kader yang keluar. Karena ini adalah dampak yang masih nampak dan masih bisa dilakukan antisipasi secepatnya. Tetapi takutlah kita pada dampak yang tak tertampak seperti tumpulnya kemampuan berpikir-analisa, senang dengan debat kusir, tidak menyenangi kultur diskusi, membaca dan menulis. Ada yang perlu kita renungkan kala memegang amanah ini.
Setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda, maka sistem dan program zaman lalu bisa saja sangat tidak kompatibel dengan zaman ini.
'Umar lalu mencontohkan agar amanah diikuti kegentaran dalam hati, tentang beratnya tanggungjawab kelak ketika seluruh manusia ini berdiri di hadapan pengadilan Allah untuk menjadi penggugat dan kita adalah terdakwa tunggal bila tidak amanah, sedangkan entah ada atau tidak yang sudi jadi pembela.
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi orang yang jauh lebih dermawan daripada kita semua, ‘Utsman ibn ‘Affan, pernah mengatakan, “Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai tiga hal, selain kitab Allah dan Sunnah Nabi; yaitu agar aku mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin sebelumku dalam hal-hal yang telah kalian sepakati sebagai kebaikan, membuat kebiasaan baru yang lebih baik lagi layak bagi ahli kebajikan, dan mencegah diriku bertindak atas kalian, kecuali dalam hal-hal yang kalian sendiri menyebabkannya.”
Seperti ‘Utsman, jadilah kita pemimpin yang terbuka dengan masukan-masukan, mempertahankan serta menciptakan kultur yang baik. Jadilah kita sebagai pelaksana ungkapan yang amat dikenal di kalangan Nahdlatul ‘Ulama, “Al Muhafazhatu ‘Alal Qadimish Shalih, wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah.. Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik."
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi orang yang lebih zuhud daripada kita semua, ‘Ali ibn Abi Thalib, pernah mengatakan, “Barangsiapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya dia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain.”
Saudaraku, hal yang paling hilang dari bangsa dan ikatan ini selama beberapa dasawarsa yang kita lalui adalah keteladanan para pemimpin. Adik-adik, kawan, bahkan lawan kita semua rindu pada perilaku-perilaku luhur terpuji yang mengiringi tingginya kedudukan. Kita tahu setiap manusia punya keterbatasan, tapi percayalah, satu tindakan adil seorang pemimpin bisa memberi rasa aman pada berjuta hati, satu ucapan jujur seorang pemimpin bisa memberi ketenangan pada berjuta jiwa, satu gaya hidup sederhana seorang pemimpin bisa menggerakkan berjuta manusia. Menjadi pemimpin berarti menempuh jalan ilmu. Mari mendidik diri lebih dalam lagi pada belajar, membaca, menulis dan berkarya.
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi sebagai penutup tulisan ini, mari mengenang ketika Khalifah dalam periode lain yang turut dinominasi sebagai amirul mukminin bersebab keadilannya, ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz meminta nasehat kepada Imam Hasan Al Bashri terkait amanah yang baru diembannya. Maka Sang Imam menulis sebuah surat ringkas. Pesan yang disampaikannya, ingin juga penulis sampaikan di sini, Bunyi nasehat itu adalah, “Amma bakdu. Durhakailah hawa nafsumu! Wassalam.”
#PKIMMFAI
#BIDANGHIKMAH
#SALAMFASKHO
Sungguh, orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, “Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah.”
Penting memulai kepemimpinan dengan kesadaran bahwa kita bukanlah orang terbaik kala ditunjuk sebagai pemimpin. Rasa ini akan menundukkan diri untuk tak jumawa, haus ilmu, lapar umpan balik, tidak anti kritik dan senantiasa meminta pertolongan untuk bisa tetap berlaku baik. Sang empu tak kan malu jika harus turun ke bawah untuk menampung tiap saran dan aspirasi dari orang yang Allah berikan ilmu padanya. Sebagaimana Abu Bakar yang menghormati ilmu yang ada pada 'Umar, yaitu tatkala Abu Bakar menulis surat ketetapan yang ditujukan pada penanggungjawab Baitul Maal, 'Umar ibn Al Khaththab, untuk memberikan kedua pemuka dari Fazarah & Tamim hak harta sebagaimana yang mereka terima tatkala masih bersama Rasulullah.
Menerima surat itu, 'Umar membaca sejenak, memandang kedua pemimpin itu dengan tajam, lalu merobek nawala ketetapan Abu Bakar itu menjadi serpihan kecil. Kedua pemimpin itu terkejut dan saling pandang tak mengerti. "Pergi kalian", ujar 'Umar keras, "Tak ada lagi bagian dari Baitul Maal ini yang menjadi hak kalian." Tergopoh menghadap kembali pada Abu Bakar, mereka menggugat, "Kami tak mengerti. Sebenarnya yang jadi Khalifah itu engkau atau 'Umar? Kau memutuskan dan 'Umar membatalkan bahkan merobeknya." Mendengar itu Abu Bakar tertawa renyah. "'Umar adalah Khalifah", ujar beliau, "Pada kapanpun dia mau." Demikianlah setelah Iman, dalam Islam, ilmu menempati kedudukan begitu tinggi. Oleh karenanya Abu Bakar begitu menghormati 'Umar. Apatah lagi kita yang amat jauh dari Abu Bakar, pasti lah lebih memerlukan sosok-sosok ikhlas yang dapat memberi nasihat berdasar ilmu.
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi sungguh orang yang jauh lebih perkasa daripada kita semua, ‘Umar ibn Al Khaththab, pernah mengatakan, “Seandainya tidaklah didorong oleh harapan bahwa saya akan menjadi orang yang terbaik di antara kalian dalam memimpin kalian, orang yang terkuat bagi kalian dalam melayani keperluan-keperluan kalian, dan orang yang paling teguh mengurusi urusan-urusan kalian, tidaklah saya sudi menerima jabatan ini. Sungguh berat bagi Umar, menunggu datangnya saat perhitungan.”
Selanjutnya, visi dalam berorganisasi menjadi sangat penting. 'Umar terdorong untuk menerima kepemimpinan karena memiliki keinginan yang menyala menjadi sebaik pemimpin, yang paling setia dalam melayani. Dan ini takkan terwujud manakala 'Umar sendiri tidak memiliki segudang konsep dan sistem. Lalu kejayaan demi kejayaan diraih hingga luas wilayah Islam seumpama 23 Negara, administrasi menjadi lebih rapi, pemerataan kesejahteraan, pemerintahan yang memanusiakan, bahkan paceklik luar biasa seperti Ramadhah pun bisa dilewati.
Sudahkah kita memiliki konsep berikut sistem?
Sebelum itu, kita perlu melakukan identifikasi lebih dulu tentang zaman yang kita tinggali sekarang, membaca apa tantangan zaman dan pekerjaan lanjutan dari kepemimpinan sebelumnya. Kemudian berlanjut kepada menempatkan ukuran-ukuran resiko; menempatkan alternatif; menganalisis setiap alternatif; memutuskan dan melaksanakan alternatif; mengontrolnya; serta mengevaluasinya.Ada yang perlu kita renungkan secara mendalam manakala beban amanah untuk mengisi intelektual mereka menjadi amanah dari kepemimpinan sebelumnya. Penulis mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari resiko kader yang keluar. Karena ini adalah dampak yang masih nampak dan masih bisa dilakukan antisipasi secepatnya. Tetapi takutlah kita pada dampak yang tak tertampak seperti tumpulnya kemampuan berpikir-analisa, senang dengan debat kusir, tidak menyenangi kultur diskusi, membaca dan menulis. Ada yang perlu kita renungkan kala memegang amanah ini.
Setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda, maka sistem dan program zaman lalu bisa saja sangat tidak kompatibel dengan zaman ini.
'Umar lalu mencontohkan agar amanah diikuti kegentaran dalam hati, tentang beratnya tanggungjawab kelak ketika seluruh manusia ini berdiri di hadapan pengadilan Allah untuk menjadi penggugat dan kita adalah terdakwa tunggal bila tidak amanah, sedangkan entah ada atau tidak yang sudi jadi pembela.
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi orang yang jauh lebih dermawan daripada kita semua, ‘Utsman ibn ‘Affan, pernah mengatakan, “Ketahuilah bahwa kalian berhak menuntut aku mengenai tiga hal, selain kitab Allah dan Sunnah Nabi; yaitu agar aku mengikuti apa yang telah dilakukan oleh para pemimpin sebelumku dalam hal-hal yang telah kalian sepakati sebagai kebaikan, membuat kebiasaan baru yang lebih baik lagi layak bagi ahli kebajikan, dan mencegah diriku bertindak atas kalian, kecuali dalam hal-hal yang kalian sendiri menyebabkannya.”
Seperti ‘Utsman, jadilah kita pemimpin yang terbuka dengan masukan-masukan, mempertahankan serta menciptakan kultur yang baik. Jadilah kita sebagai pelaksana ungkapan yang amat dikenal di kalangan Nahdlatul ‘Ulama, “Al Muhafazhatu ‘Alal Qadimish Shalih, wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah.. Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik."
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi orang yang lebih zuhud daripada kita semua, ‘Ali ibn Abi Thalib, pernah mengatakan, “Barangsiapa mengangkat dirinya sebagai pemimpin, hendaknya dia mulai mengajari dirinya sendiri sebelum mengajari orang lain. Dan hendaknya ia mendidik dirinya sendiri dengan cara memperbaiki tingkah lakunya sebelum mendidik orang lain dengan ucapan lisannya. Orang yang menjadi pendidik bagi dirinya sendiri lebih patut dihormati ketimbang yang mengajari orang lain.”
Saudaraku, hal yang paling hilang dari bangsa dan ikatan ini selama beberapa dasawarsa yang kita lalui adalah keteladanan para pemimpin. Adik-adik, kawan, bahkan lawan kita semua rindu pada perilaku-perilaku luhur terpuji yang mengiringi tingginya kedudukan. Kita tahu setiap manusia punya keterbatasan, tapi percayalah, satu tindakan adil seorang pemimpin bisa memberi rasa aman pada berjuta hati, satu ucapan jujur seorang pemimpin bisa memberi ketenangan pada berjuta jiwa, satu gaya hidup sederhana seorang pemimpin bisa menggerakkan berjuta manusia. Menjadi pemimpin berarti menempuh jalan ilmu. Mari mendidik diri lebih dalam lagi pada belajar, membaca, menulis dan berkarya.
Zaman telah memilih kita sebagai pemimpin, tapi...
Tapi sebagai penutup tulisan ini, mari mengenang ketika Khalifah dalam periode lain yang turut dinominasi sebagai amirul mukminin bersebab keadilannya, ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz meminta nasehat kepada Imam Hasan Al Bashri terkait amanah yang baru diembannya. Maka Sang Imam menulis sebuah surat ringkas. Pesan yang disampaikannya, ingin juga penulis sampaikan di sini, Bunyi nasehat itu adalah, “Amma bakdu. Durhakailah hawa nafsumu! Wassalam.”
#PKIMMFAI
#BIDANGHIKMAH
#SALAMFASKHO
HATIKU BERLABUH DI BAHASA ARAB
HAHHHH…? Bahasa Arabbb?
Apa aku TIDAK SALAH megambil jurusan Bahasa Arab?
Apa aku SALAH ngambil jurusan dalam Kuliyahku ini?
Gadis ini berdiri termenung di kampus lantai 3 sambil memandangi pemandangan dengan sorotan kosong. Otaknya pernuh dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Bahasa Arab.
”Ternyata belajar Bahasa Arab tidak semudah yang aku bayangkan. Di kelas aku harus bersaingin dengan teman-teman yang keluaran dari Pesantren bertahun-tahun, ada yang dari pesantren biasa sampai pesantren ternama. Mereka yang sudah bermodalkan mahir dalam berbicara bahasa arab sampai hafal beberapa kitab tentang NAHU SHOROF. Sedangkan aku hanya bermodalkan lulusan Aliyah yang hanya hafal Dhomir Huwa Huma Hum. Yah, jika dibilang.. aku amat tertinggal jauh dari mereka. Aku hanya memiliki semangat belajar untuk bisa berbahasa arab.
Kalian tahu kenapa aku memiliki semangat??
Karena hali ini…………………………
Satu hal yang membuatku memilih jurusan Bahasa Arab. Yaitu aku hanya ingin bisa Bahasa Arab untuk mempermudah memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an. mempermudah menghafal Al-Qur’an dan mempermudah jalan untuk pergi ke Bumi Para Nabi. Yah, khususnya menjadi relawan di Palestina dan Rohingnya. Hanya itu, tidak lebih.
Dan satu hal juga yang aku tahu tentang Hadits Rosulullah mengenai Bahasa Arab, bahwa Bahasa Arab adalah bahasa Rosulullah (Suku Arab), Bahasa Al-Qur’an dan Bahasa Para Penghuni Surga. Karena itu aku amat tertarik dengan Bahasa Arab.
Setelah aku tadaburi juga, aku tersadar bahwa AKU adalah SEORANG MUSLIM, tentu untuk bisa Bahasa Arab adalah salah satu kewajiban bagi mereka yang beragama ISLAM. Karena jika mereka tidak bisa menguasai Bahasa Arab, lalu bagaimana bisa mereka MEMAHAMI Ayat-ayat Al-Qur’an? dan jika mereka tidak mempu memahami Ayat-ayat Al-Qur’an lalu bagaimana bisa mereka MENGAMALKAN semua yang ada di dalam Al-Qur’an? dan jika mereka tidak bisa mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an, bagaimana mungkin islam akan tetap BERJAYA di BUMIi ini? dan jika islam sudah tidak Berjaya lagi, lalu bagaimana mungkin KEBENARAN masih di pertahankan? Dan jika kebenaran sudah tidak di pertahankan lagi, maka bumi ini akan hancur, tidak ada lagi kedamaian, tidak ada lagi ketentraman.
Walau pun demikian sulit, tapi aku tak boleh menyerah. Karena apa? Karena ada sosok WANITA yang baru Hijrah di usianya yang ke 24 tahun, ia lulusan STM tapi ia berani mengambil Bahasa Arab yang sebelumnya tak ada beground arab sedikitpun. Dan ia mengaku bahwa baru kali ini ia mempunyai teman wanita, yaitu AKU. Yah.. aku adalah teman wanita pertamanya.
Aku menanyakan hal banyak tentangnya. Terutama tentang Bahasa Arab. Kenapa ia mengambil Bahasa Arab? Apa alasan ia mengambil Bahasa Arab? Dan apa yang kamu fikirkan tentang Bahasa Arab?
ARAB…ARAB…ARAB……
Gadis ini berkata, “sebelumnya aku tak pernah terfikirkan sedikitpun untuk kuliyah di bidang Bahasa Arab. Tapi akhirnya aku mengambil bahasa yang amat ASING bagiku. Kecuali tulisan Al-Qur’an yang jarang aku baca karena aku tak mengerti. Alasanku mengambil Bahasa Arab sebelumnya adalah karena aku di tantang oleh seseorang yang aku SUKAI. Dia orang Irak, namanya Ahmed. Dia mengajarkanku banyak hal, terutama tentang islam. Dan dia membimbingku dari yang sebelumnya kau tidak menutup aurat hingga saat ini aku menutup AURAT. Yang kedua aku pernah bermimpi tentang ayat Al Qur’an Surat Al-Kautsar. Dalam mimpi itu ada sesuatu yang amat aneh. Ntah apa yang terjadi. Setelah itu aku membuka Al-Qur’an. lalu ku perhatikan setiap hurufnya. Dan aku bertanya-tanya. Apa yang ku baca? Aku tidak mengerti sama sekali ISI Al-Qur’an ini. tapi kenapa kemarin aku melihat seseorang di MASJID sedang membaca Al-Qur’an sambil MENANGIS? Tapi aku? Ketika membaca Al-Qur’an kenapa tidak bisa menangis? Sekalipun aku membaca terjemah Al-Qur’an. dari situ aku luruskan NIATku untuk belajar Bahasa Arab, kamu tahu apa??? Yah.. hanya satu hal, yaitu ingin MENANGIS ketika membaca AL-QUR’AN.”
Dari sinilah aku belajar banyak hal dari kisah perjalanan hidup seseorang. Dan yang terpenting adalah Niat, Perjuangan, Kesungguhan, dan Cinta…
Bahasa Arab adalah jalanku menuju Cintaku.. yah.. Cinta Hakiki..
Dan lagi-lagi tak akan lepas dengan yang namanya MAKHLUK yaitu DAKWAH..
Seperti yang pernah di kutip oleh seorang Hamba Allah yang Luar Biasa Semangat dalam Dakwahnya..
Semoga Allah selalu Menjaga-Nya.
-Ummu Aiman
#PKIMMFAI
#KADERPKIMMFAI
#SALAMFASKHO
Apa aku TIDAK SALAH megambil jurusan Bahasa Arab?
Apa aku SALAH ngambil jurusan dalam Kuliyahku ini?
Gadis ini berdiri termenung di kampus lantai 3 sambil memandangi pemandangan dengan sorotan kosong. Otaknya pernuh dengan pertanyaan-pertanyaan tentang Bahasa Arab.
”Ternyata belajar Bahasa Arab tidak semudah yang aku bayangkan. Di kelas aku harus bersaingin dengan teman-teman yang keluaran dari Pesantren bertahun-tahun, ada yang dari pesantren biasa sampai pesantren ternama. Mereka yang sudah bermodalkan mahir dalam berbicara bahasa arab sampai hafal beberapa kitab tentang NAHU SHOROF. Sedangkan aku hanya bermodalkan lulusan Aliyah yang hanya hafal Dhomir Huwa Huma Hum. Yah, jika dibilang.. aku amat tertinggal jauh dari mereka. Aku hanya memiliki semangat belajar untuk bisa berbahasa arab.
Kalian tahu kenapa aku memiliki semangat??
Karena hali ini…………………………
Satu hal yang membuatku memilih jurusan Bahasa Arab. Yaitu aku hanya ingin bisa Bahasa Arab untuk mempermudah memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an. mempermudah menghafal Al-Qur’an dan mempermudah jalan untuk pergi ke Bumi Para Nabi. Yah, khususnya menjadi relawan di Palestina dan Rohingnya. Hanya itu, tidak lebih.
Dan satu hal juga yang aku tahu tentang Hadits Rosulullah mengenai Bahasa Arab, bahwa Bahasa Arab adalah bahasa Rosulullah (Suku Arab), Bahasa Al-Qur’an dan Bahasa Para Penghuni Surga. Karena itu aku amat tertarik dengan Bahasa Arab.
Setelah aku tadaburi juga, aku tersadar bahwa AKU adalah SEORANG MUSLIM, tentu untuk bisa Bahasa Arab adalah salah satu kewajiban bagi mereka yang beragama ISLAM. Karena jika mereka tidak bisa menguasai Bahasa Arab, lalu bagaimana bisa mereka MEMAHAMI Ayat-ayat Al-Qur’an? dan jika mereka tidak mempu memahami Ayat-ayat Al-Qur’an lalu bagaimana bisa mereka MENGAMALKAN semua yang ada di dalam Al-Qur’an? dan jika mereka tidak bisa mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an, bagaimana mungkin islam akan tetap BERJAYA di BUMIi ini? dan jika islam sudah tidak Berjaya lagi, lalu bagaimana mungkin KEBENARAN masih di pertahankan? Dan jika kebenaran sudah tidak di pertahankan lagi, maka bumi ini akan hancur, tidak ada lagi kedamaian, tidak ada lagi ketentraman.
Walau pun demikian sulit, tapi aku tak boleh menyerah. Karena apa? Karena ada sosok WANITA yang baru Hijrah di usianya yang ke 24 tahun, ia lulusan STM tapi ia berani mengambil Bahasa Arab yang sebelumnya tak ada beground arab sedikitpun. Dan ia mengaku bahwa baru kali ini ia mempunyai teman wanita, yaitu AKU. Yah.. aku adalah teman wanita pertamanya.
Aku menanyakan hal banyak tentangnya. Terutama tentang Bahasa Arab. Kenapa ia mengambil Bahasa Arab? Apa alasan ia mengambil Bahasa Arab? Dan apa yang kamu fikirkan tentang Bahasa Arab?
ARAB…ARAB…ARAB……
Gadis ini berkata, “sebelumnya aku tak pernah terfikirkan sedikitpun untuk kuliyah di bidang Bahasa Arab. Tapi akhirnya aku mengambil bahasa yang amat ASING bagiku. Kecuali tulisan Al-Qur’an yang jarang aku baca karena aku tak mengerti. Alasanku mengambil Bahasa Arab sebelumnya adalah karena aku di tantang oleh seseorang yang aku SUKAI. Dia orang Irak, namanya Ahmed. Dia mengajarkanku banyak hal, terutama tentang islam. Dan dia membimbingku dari yang sebelumnya kau tidak menutup aurat hingga saat ini aku menutup AURAT. Yang kedua aku pernah bermimpi tentang ayat Al Qur’an Surat Al-Kautsar. Dalam mimpi itu ada sesuatu yang amat aneh. Ntah apa yang terjadi. Setelah itu aku membuka Al-Qur’an. lalu ku perhatikan setiap hurufnya. Dan aku bertanya-tanya. Apa yang ku baca? Aku tidak mengerti sama sekali ISI Al-Qur’an ini. tapi kenapa kemarin aku melihat seseorang di MASJID sedang membaca Al-Qur’an sambil MENANGIS? Tapi aku? Ketika membaca Al-Qur’an kenapa tidak bisa menangis? Sekalipun aku membaca terjemah Al-Qur’an. dari situ aku luruskan NIATku untuk belajar Bahasa Arab, kamu tahu apa??? Yah.. hanya satu hal, yaitu ingin MENANGIS ketika membaca AL-QUR’AN.”
Dari sinilah aku belajar banyak hal dari kisah perjalanan hidup seseorang. Dan yang terpenting adalah Niat, Perjuangan, Kesungguhan, dan Cinta…
Bahasa Arab adalah jalanku menuju Cintaku.. yah.. Cinta Hakiki..
Dan lagi-lagi tak akan lepas dengan yang namanya MAKHLUK yaitu DAKWAH..
Seperti yang pernah di kutip oleh seorang Hamba Allah yang Luar Biasa Semangat dalam Dakwahnya..
Semoga Allah selalu Menjaga-Nya.
-Ummu Aiman
#PKIMMFAI
#KADERPKIMMFAI
#SALAMFASKHO
Pengertian Judi dan Kegiatannya dalam Ekonomi
Menurut KBBI, judi adalah permainan dengan memakai uang atau barang
berharga sebagai taruhan (seperti main dadu, kartu). Sedangkan
pengertian yang beredar menurut masyarakat luas judi adalah taruhan
(biasanya uang) dimana yang menang akan mengambil uangnnya dan yang
kalah akan rugi. Di dalam transaksi ekonomi pun banyak kita temui
transaksi-transaksi yang mengandung judi. Misalnya saja konsep asuransi
jiwa konvensional, dikatakan bahwa asuransi jiwa bertujuan untuk
mengurangi dampak kerugian asset yang diderita oleh pemiliknya atau
pihak-pihak yang menjadi tanggungan pemilik asset tersebut, dengan cara
memberikan kompensasi kerugian sehingga tujuan-tujuan finansial orang
tersebut tetap tercapai. Disini ada permainan spekulatif, dimana bila
pihak tertanggung mengalami kecelakaan berat yang memerlukan biaya
banyak sedangkan premi yang baru dibayarkakn oleh pihak penanggung hanya
beberapa dan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan,
maka aka ada pihak yang rugi dan pihak yang untung, yaitu pihak
tertanggung untung dan perusahaan asuransi rugi. Parahnya lagi ada satu
produk asuransi jiwa konvensional dimana dikhususkan untuk masyarakat ke
bawah, yang preminya kecil, namun konsepnya bila pihak tertanggung ini
tidak mengalami kecelakaan sedikit pun sampai batas berakhiran
pembayaran asuransi maka uang yang sudah masuk ke perusahaan asuransi
akan menjadi milik perusahaan asuransi. Disini berarti pihak tertanggung
mengalami kerugian dan pihak perusahaan asuransi mengalami keuntungan.
Contoh lain adalah transaksi dari pasar modal konvensional, karena
disitu harga saham adalah fluktuatif, maka di situ biisa disebut
judinya.
Betapa tidak berkahnya perbuatan ini, karena judi termasuk dosa besar, firman Allah dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 219, “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya. “Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah , “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,”(219).
Judi adalah perbuatannya syaitan, dampak judi akan menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara umat manusia, seperti yang diterangkan Allah Ta’ala dalam Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 90-91, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya, minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung”(90) Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidaklah kamu mau berhenti?”(91).
1. Aplikasi KBBI Offline
2. Qur’an Hafalan Dan Terjemah, (Jakarta: Almahira, 2015), h. 34.
3.Ibid, h. 123.
-Risma Yunita
Sekretaris Bidang Media dan Komunikasi
PK IMM FAI (2016-2017)
Cabang Kota Tangerang
Betapa tidak berkahnya perbuatan ini, karena judi termasuk dosa besar, firman Allah dalam Qur’an surat Al-Baqarah ayat 219, “Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang khamar dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi dosanya lebih besar daripada manfaatnya. “Dan mereka menanyakan kepadamu (tentang) apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah , “Kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu memikirkan,”(219).
Judi adalah perbuatannya syaitan, dampak judi akan menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara umat manusia, seperti yang diterangkan Allah Ta’ala dalam Qur’an surat Al-Ma’idah ayat 90-91, yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya, minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung”(90) Dengan minuman keras dan judi itu, setan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidaklah kamu mau berhenti?”(91).
1. Aplikasi KBBI Offline
2. Qur’an Hafalan Dan Terjemah, (Jakarta: Almahira, 2015), h. 34.
3.Ibid, h. 123.
-Risma Yunita
Sekretaris Bidang Media dan Komunikasi
PK IMM FAI (2016-2017)
Cabang Kota Tangerang
Epistemologi, Islam dan Kriteria Kebenaran dalam Epistemologi Islam
A. Pengertian Epistemologi
Epistemologi berasal dari kata Yunani, episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan, sedangkan logos berarti teori. “Menurut Dedi Supriyadi, dengan kata lain, epistemologi adalah cabang ilmu filsafat yang menengarai masalah-masalah filosofikal yang mengitari teori ilmu pengetahuan.” Jadi epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan.
Epistemologi bertalian dengan definisi dan konsep-konsep ilmu, ragam ilmu yang bersifat nisbi dan niscaya, dan relasi eksak antara ‘alim (subjek) dan ma’lum (objek). Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa epistemologi adalah bagian filsafat yang meneliti asal usul, asumsi dasar, sifat-sifat, dan cara memperoleh pengetahuan menjadi penentu penting dalam menentukan sebuah model filsafat. Dengan pengertian tersebut, epistemologi menentukan karakter pengetahuan, bahkan menentukan “kebenaran” macam apa yang dianggap patut diterima dan apa yang patut ditolak.
B. Aliran Epistemologi
Menurut Dedi Supriyadi, secara garis besar, ada dua aliran pokok dalam epistemologi. Pertama, idealisme atau lebih populer dengan sebutan rasionalisme, yaitu suatu aliran pemikiran yang menekankan pentingnya peran akal, ide, kategori, bentuk sebagai sumber ilmu pengetahuan. Di sini, peran pancaindra dinomorduakan. Adapun aliran kedua adalah, realisme atau yang lebih populer dengan sebutan empirisme yang lebih menekankan peran indra (sentuhan, penglihatan, penciuman, pencicipan, dan pendengaran) sebagai sumber sekaligus sebagai alat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Di sini, peran akal dinomorduakan.
Jadi, idealisme adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan akal, pemikiran, dan ide-ide, peran pancaindra bukan tidak digunakan hanya saja peran pancaindra tidak diutamakan. Dan realisme atau lebih dikenal dengan empirisme ialah ilmu pengetahuan yang menekankan pada pengalaman dan peran indra, di sini akal bukan tidak digunakan hanya saja peran akal tidak diutamakan.
C. Pokok Bahasan Epistemologi
Menurut Dedi Supriyadi, dalam hal ini, ada dua poin penting dijelaskan berkenaan dengan masalah ilmu pengetahuan., diantaranya :
1. Cakupan pokok bahasan, yakni apakah subjek epistemologi adalah ilmu secara umum atau ilmu dalam pengertian khusus seperti ilmu hushuli. Ilmu memiliki istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan dari ilmu itu. Istilah-istilah ilmu tersebut adalah sebagai berikut.
a. Makna leksikal ilmu adalah sama dengan pengindraan secara umum dan mencangkup segala hal yang hakiki, sains, teknologi, keterampilan, kemahiran, dan juga meliputi ilmu-ilmu, seperti hudhuri, hushuli, ilmu Tuhan, ilmu para malaikat, dan ilmu manusia.
b. Ilmu adalah kehadiran hudhuru dan segala bentuk penyingkapan. Istilah ini digunakan dalam filsafat Islam. Makna ini mencangkup ilmu hushuli dan ilmu hudhuri.
c. Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu hushuli yang berhubungan dengan ilmu logika (mantiq).
d. Ilmu adalah pembenaran (at-tashdiq) dan hukum yang meliputi kebenaran yang diyakini dan belum diyakini.
e. Ilmu adalah pembenaran yang diyakini.
f. Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan kenyataan dan realitas eksternal.
g. Ilmu adalah keyakinan benar yang bisa dibuktikan.
h. Ilmu adalah kumpulan proposisi universal yang saling bersesuaian yang tidak berhubungan dengan masalah-masalah sejarah dan geografi.
i. Ilmu ialah gabungan proposisi-proposisi universal yang hakiki yang tidak termasuk hal-hal yang linguistik.
j. Ilmu ialah kumpulan proposisi universal yang bersifat empirik.
2. Sudut pembahasan, yakni apabila subjek epistemologi adalah ilmu dan makrifat, dari sudut mana subjek ini? Karena ilmu dan makrifat juga dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi, sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu. Terkadang, yang menjadi titik tekan adalah dari sisi hakikat kebenaran ilmu. Sisi ini menjadi salah satu pembahasan di bidang ontologi dan filsafat. Sisi pengungkapan dan kesesuaian ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok kajian epistemologi. Sementara aspek penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan ilmu-ilmu sebelumnya dan faktor real yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan dibahas dalam ilmu logika. Ilmu psikologi mengkaji subjek ilmu dari aspek pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu ilmu. Sudut pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam tentang perbedaan-perbedaan ilmu.
Jadi menurut hemat saya, subjek epistemologi bisa berupa ilmu secara umum atau pengertian ilmu secara khusus. Ilmu memiliki istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan dari ilmu itu. Istilah-istilah ilmu tersebut ada yang telah disebutka di atas. Sedangkan sudut pembahasan dari epistemologi adalah ilmu dan makrifat yang juga dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi sudut-sudut yang berbeda bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu. yang menjadi titik tekan adalah dari sisi hakikat kebenaran ilmu. Sisi ini menjadi salah satu pembahasan di bidang ontologi dan filsafat. Sisi pengungkapan dan kesesuaian ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok kajian epistemologi. Sudut pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman mendalam tentang perbedaan-perbedaan ilmu.
D. Pengertian Islam
Menurut Zainuddin S. Nainggolan, Apakah Islam itu sebenarnya? Kata Islam berasal dari bahasa Arab, dari kata aslama, yuslimu islaman yang berarti menyerah, patuh. Seorang muslim yang taat, dia menyerah dan patuh kepada Allah (kepada Sunnatullah), baik yang tidak tertulis maupun yang tertulis supaya selamat dan damai lahiriyah dan rohaniyah. Sunatullah yang tidak tertulis ialah ketentuan atau hukum-hukum Allah yang mengatur alam semesta ini, yang mengatur perjalanan planet-planet, bumi, matahari dan sebagainya beserta seisinya. Oleh orang Barat Sunatullah ini disebut “Law of Nature atau Nature law”. Manusia sebenarnya bukanlah pencipta hokum-hukum yang ada di alam semesta ini, tetapi dia hanya menemukannya, seperti hokum grafitasi bumi ditemukan Isac Newton, gelombang elektro-magnetik ditemukan oleh Maxwell, keduanya dari Inggris. Penemuan Maxwell ini kemudian dikembangkan Herzt dari jerman, melalui percobaan bahwa gelombang elektro-magnetik itu benar-benar ad. Demikianlah akhirnya ia menemukakan hokum gelombang elektro magnetik. Hukum boyle ditemukan Robert Boyle, dan seterusnya.
Menurut keyakinan seorang Muslim, semua hukum tersebut adalah hukum yang Allah ciptakan untuk alam atau disebut juga sunatullah itu tidak akan berubah sepanjang zaman. Sehubungan dengan ini kaum Mu’tazilah dan banyak cendekiawan Muslim lainnya berpendapat bahwa kehendak perbuatan dan kekuasaan Allah SWT terbatas, yaitu dibatasi sunnatullah atau Allah sendiri.
Sedangkan sunnatullah tertulis adalah firman Allah yang berisi hokum atau prinsip-prinsip Allah untuk mengatur umat manusia dalam semua aspek kehidupannya di alam semesta ini, seperti dalam aspek hokum, social ekonomi, politik, keimanan atau tauhid, ibadat, akhlak, tasawuf, psikologi dan sebagainya.
E. Kriteria Kebenaran Dalam Epistemologi Islam
Menurur Dedi Supriyadi, ada beberapa kriteria kebenaran dalam epistemologi, diantaranya :
1. Kebenaran Teoritis (Rasionalisme)
Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. Pengetahuan di cari dengan akal, dan temuannya di ukur dengan akal pula. Mengapa akal? Pertama, karena akal dianggap mampu. Kedua, karena akal pada setiap orang bekerja berdasarkan aturan yang sama. Aturan ialah logika alami yang ada pada akal setiap manusia. Akal itulah yang menjadi alat dan sumber yang paling dapat disepakati. Dicari dengan akal ialah dicari dengan berpikir logis. Di ukur dengan akal artinya diuji apakah temuan itu logis atau tidak. Apabila logis, aturan tersebut benar; apabila tidak aturan tersebut salah. Dengan akal bahwa kebenaran bersumber pada akal. Dalam proses pembuatan aturan, ternyata temuan akal sering bertentangan. Kata seorang ini logis, tetapi kata orang itu logis juga. Padahal ini dan itu tidak sama, bahkan kadang-kadang bertentangan. Orang-orang Sofis pada zaman Yunani Kuno dapat membuktikan bergerak sama dengan diam, kedua-duanya sama logisnya. Apakah anak panah yang melesat dari busurnya bergerak atau diam? Dua-duanya benar. Apa itu bergerak? Dari busur kesasaran. Jadi, anak panah itu bergerak. Anak panah itu juga dapat dibuktikan diam. Diam ialah apabila sesuatu pada suatu waktu berada pada suatu tempat. Jadi, anak panah itu diam. Ini pun benar karena argumenya juga logis. Jadi, bergerak sama dengan dia, sama-sama logis. Apa yang diperoleh dari kenyataan itu ? yang diperoleh ialah berpikir logis dan tidak menjamin diperolehnya kebenaran yang disepakati.
Pola rasionalisme ini, apabila di terapkan pada epistemologi dalam pemikiran islam, dalam hal ini termasuk ilmu kalam, tidak peduli terhadap masukan-masukan yang di berikan oleh emperisisme. Dominanya aspek rasionalisme dalam ilmu kalam akhirnya menjadikan pemikiran ini jatuh ke wilayah pemikiran metafisika yang lebih bersifat spekulatif dan melampaui batas-batas kemampuan dan daya serap pikiran manusia biasa. Memang demikian realitas pemikiran kalam klasik.
2. Kebenaran Praktis (Emperisme dan Positivisme)
Empirisisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan memilih bukti empiris. Dalam hal anak panah tersebut, menuurut empirisisme, yang benar adalah bergerak, sebab secara empiris dapat di buktikan bahwa anak panah itu bergerak. Coba saja, perut anda yang menghadang anak panah itu tentu anak panah itu akan mmenembus perut itu, dan benda yang menembus sesuatu haruslah benda yang bergerak. Ya, memang, sesuatu yang diam tidak akan mampu menembus. Dengan empirisisme inilah, aturan (untuk mengatur manusia dan alam) itu dibuat. Akan tetapi, ternyata empirisisme masih memiliki kekurangan. Kekurangan empirisisme ialah ia belum terukur. Empirisisme hanya sampai pada konsep-konsep yang umum. Menurut empirisisme, air kopi yang baru di seduh ini panas, nyala api ini lebih panas, besi yang mendidih ini sangat panas. Kata empirisisme kelereng ini kecil, bulan lebih besar, bumi lebih besar lagi, matahari sangat besar. Demikianlah seterusnya. Empirisme hanya menemukan konsep yang sifatnya umum. Konsep itu belum operasional karena belum terukur. Jadi, masih diperlukan alat lain. Alat lain itu ialah positivisme. Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya, dan terukur. “Terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Jadi, hal panas tersebut oleh positivisme dikatakan air kopi ini 800 C, air mendidih ini 1000 C, besi mendidih ini 1.0000 C, ini satu meter panjangnya.
3. Kebenaran Wahyu/Mukasyafah/Musyahadah
Sebagaimana perjalanan Al-Ghazali yang meraih kebenaran dari rasionalisme, empirisme, kemudian sampai pada tingkat sufi. Rasionalisme saja tidak cukup, dan empirisme saja tidak cukup karena keduanya bersumber dari akal. Oleh karena itu, diperlukan kebenaran yang hakiki tentang alam dan sang pencipta . dari sinilah, lahir ilmu laduni.
Untuk menggambarkan pengetahuan intim yang langsung ini, para sufi menyebutnya sebagai ilmu laduni, yang mengandalkan pemberian langsung “makna” sesuatu oleh Tuhan ke dalam hati seorang hamba yang dikehendaki-Nya Dallam suatu peristiwa apokaliptis yang disebut “mukasyafah” (penyingkapan) atau “musydhadah” (penyaksian). Hal ini karena, menurut keyakinan para sufi, yang menyingkapkan kebenaran secara langsung ke dalam hati mereka adalah Allah, sedangkan Allah sendiri mereka pandang sebagai “Kebenaran” (Al-Haqq), yang tidak mungkin berbohong. Inillah jaminan kebenaran bagi para sufi yang selalu mendatangkan keyakinandi hati mereka.
Dalam hal ini, telah menjadi identifikasi yang organik antara pengetahuan, yang mengetahui, dan yang diketahui—karena seseorang yang sama sekaligus menjadi subjek dan objek. Identifikasi darri subjek dan objek inilah yang bisa mematahkan kritik Kant, sedangkan identikasi pengetahuan dengan yang diiketahui telah menyebabkan pengetahuan (knowing) identik dengan kenyataan (being); atau dengan istilah lain, pikiran (mind) identic dengan tubuh (body). Dengan cara inilah, para sufi merasa yakin akan kebenaran dari pengetahuannya.
Mukasyafah adalah salah satu tangga menuju pengetahuan tentang Tuhan, suatu pengetahuan hakikat. Mukasyafah adalah upaya penyingkapan hijab-hijab yang menutupi diri. Secara esensial, penyingkapan adalah penghancuran tirai yang menutup objek dengan jalan rohani. Tabir dalam rohani terdiri atas dua jjenis, yaitu tirai penutup (hijab I rayni) yang tidak mungkin dapat disingkap dan kedua tirai pengabur (hijab i ghayni) yang dapat dicampakka. Maksudnya ialah bagi orang-orang yang telah sengaja menutup hatinya dari gairah pencarian akan tertutup dan sangat sulit dibuka, sedangkan bagi orang-orang yeng teruus-menerus berusaha mencari dan membuka hijab itu, hijab itu akan terbuka.
1.Dedi Supriyadi, Pengantar Filsafat Islam (Lanjutan) Teori dan Praktik, Cetakan ke-1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 97.
2. Ibid, h. 98.
3. Ibid, h. 98-100
4. Zainuddin S. Nanggolan, Inilah Islam Falsafah Dan Hikmah Keesaan Allah, Cetakan Ke-7, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 1-2.
5. Dedi Supriyadi, Op. Cit, h. 106-109.
Referensi:
Nanggolan, Zainuddin S. 2010. Inilah Islam Falsafah Dan Hikmah Keesaan Allah. Cetakan Ke-7. Jakarta: Kalam Mulia
Supriyadi, Dedi. 2010. Pengantar Filsafat Islam (Lanjutan) Teori dan Praktik. Cetakan Ke-1. Bandung: CV Pustaka Setia
-Risma Yunita
Sekretaris Bidang Media dan Komunikasi
PK IMM FAI
Cabang Kota Tangerang
Apa Itu Dakwah?
Menurutmu apa itu Dakwah???
Dakwah…
Dulu aku sering mendengar kata dakwah dari para kiyai yang berceramah di setiap acara maulid nabi. Hanya tahu kata... tapi tak mengerti apa arti dari kata dakwah itu sendiri?...
Lalu……
Seiring berjalannya waktu aku di pertemukan dengan gadis sederhana yang begitu berarti dalam hidupku. Ia yang mengajariku tentang islam, ia yang mengajariku tentang kebenaran, ia yang mengajariku tentang keberanian, dan ia yang mengajariku tentang arti dari sebuah dakwah.
Yah…. Dia adalah Hamba Allah.. anak yang di lahirkan premature yang sekarang menjadi gadis yang luar biasa tangguh, cerdas dan agamis. Dia selalu menjawab soal-soal matematik dengan benar, tapi ia tak mau hal itu di publikasikan. Ia selalu menjawab pertanyaan orang-orang di sekelilingnya dengan fikroh islamiyah. Dia yang selalu memikirkan ummat, keadaan ummat dan kemuliaan ummat. Hingga semua waktu main, waktu tidur, waktu istirahat, ia berikan untuk ummat. Bisa di bilang tidurnya saja dalam sehari hanya beberapa menit. Maksimal 1 jam sehari ia gunakan untuk tidur. Tapi ia lebih sering tidak tertidur sama sekali. Jika demikian, lalu apa yang ia lakukan? Hingga tubuhnya kurus dan berpenampilan apa adanya. Tidak seperti wanita lainnya yang selalu menjaga penampilannya agar tetap terlihat cantik dan bugar. Sedangkan ia hanya memperdulikan orang lain, lebih mengutamakan kebutuhan orang lain, dan lebih menghabiskan waktu untuk mentadaburi lingkungan sekitar.
Tangerang, 11 mei 2017…
Sebuah pertemuan terjadi antara aku dengannya. Lalu aku bertanya kepadanya kenapa dia pulang ke tangetang sedangkan ia harusnya berada di Tasik menjalankan aktivitas kuliayah, pesantren dan dakwahnya di sana. Lalu ia berkata “ada kewajiban yang harus ia selesaikan di tangerang”.
“masalah ummat?” tanyaku.
“iyah, walaupun hanya punya waktu 1 hari”. Ungkapnya dengan senyuman di wajahnya yang amat teduh.
Yah… dia pulang dari tasik naik kereta dan sesudah ia sampai di tangerang ia meluangkan waktunya sedikit untuk bertemu denganku. Dan lagi-lagi yang ia ucapkan adalah kata-kata mutiara dan motivasi untukku agar selalu semangat untuk berdakwah.
*Dakwah*
Di ibaratkan sebuah gangsing yang berputar mengikuti porosnya. Ibarat bumi ini yang berputar pada porosnya, sehingga berganti siang dan malam. Ibarat planet-planet dalam tata surya yang berputar dengan satu pusat ditengahnya, yang orang menyebutnya MATAHARI. Semuanya berputar pada satu titik pusat. Semua mengikuti porosnya sebagai acuan untuk terus bergerak. Begitulah sesungguhnya kami. Seluruh daya fikir kami, kedipan mata kami, hembusan nafas kami, ungkapan lisan kami, lambaian tangan kami, langkah pasti kaki kami, curahan keringat kami, kerja keras kami dan semua yang ada dan berhubungan dengan kami memusat pada satu titik, memoros pada satu hal, yaitu dakwah.
*Dakwah*
Setiap perbuatan kami tak akan pernah lepas dari yang namanya dakwah. Berlama-lama untuk menyelesaikan sekolah dan kuliyah semata-mata karena untuk kepentingan dakwah, Bukan yang lain. Bersegera selesai kuliyah juga semata-mata karena panggilan dakwah.
Setiap tingkah laku, perilaku keseharian kami adalah untuk dakwah. Makan kami agar tubuh ini senantiasa sehat, metabolism yang terjadi dalam raga ini berjalan secara normal, semata-mata agar kuat menjalankan dakwah. Yang kadag-kadang butuh tenaga untuk melakukannya.
Minum kami,makan kami, tidur kami, duduk ami, sampai senda gurau kami, semua itu bagian dari dakwah. Hingga hajatul udhowiyah… ya, kami melakukan aktivitas itu semua berujung pada satu titik yaitu dakwah.
kata DAKWAH sudah menjadi JANTUNG bagi setiap HAMBA ALLAH yang berjuang untuk mendapatkan Cinta-Nya.
-Ummu Aiman
PK IMM FAI
Dakwah…
Dulu aku sering mendengar kata dakwah dari para kiyai yang berceramah di setiap acara maulid nabi. Hanya tahu kata... tapi tak mengerti apa arti dari kata dakwah itu sendiri?...
Lalu……
Seiring berjalannya waktu aku di pertemukan dengan gadis sederhana yang begitu berarti dalam hidupku. Ia yang mengajariku tentang islam, ia yang mengajariku tentang kebenaran, ia yang mengajariku tentang keberanian, dan ia yang mengajariku tentang arti dari sebuah dakwah.
Yah…. Dia adalah Hamba Allah.. anak yang di lahirkan premature yang sekarang menjadi gadis yang luar biasa tangguh, cerdas dan agamis. Dia selalu menjawab soal-soal matematik dengan benar, tapi ia tak mau hal itu di publikasikan. Ia selalu menjawab pertanyaan orang-orang di sekelilingnya dengan fikroh islamiyah. Dia yang selalu memikirkan ummat, keadaan ummat dan kemuliaan ummat. Hingga semua waktu main, waktu tidur, waktu istirahat, ia berikan untuk ummat. Bisa di bilang tidurnya saja dalam sehari hanya beberapa menit. Maksimal 1 jam sehari ia gunakan untuk tidur. Tapi ia lebih sering tidak tertidur sama sekali. Jika demikian, lalu apa yang ia lakukan? Hingga tubuhnya kurus dan berpenampilan apa adanya. Tidak seperti wanita lainnya yang selalu menjaga penampilannya agar tetap terlihat cantik dan bugar. Sedangkan ia hanya memperdulikan orang lain, lebih mengutamakan kebutuhan orang lain, dan lebih menghabiskan waktu untuk mentadaburi lingkungan sekitar.
Tangerang, 11 mei 2017…
Sebuah pertemuan terjadi antara aku dengannya. Lalu aku bertanya kepadanya kenapa dia pulang ke tangetang sedangkan ia harusnya berada di Tasik menjalankan aktivitas kuliayah, pesantren dan dakwahnya di sana. Lalu ia berkata “ada kewajiban yang harus ia selesaikan di tangerang”.
“masalah ummat?” tanyaku.
“iyah, walaupun hanya punya waktu 1 hari”. Ungkapnya dengan senyuman di wajahnya yang amat teduh.
Yah… dia pulang dari tasik naik kereta dan sesudah ia sampai di tangerang ia meluangkan waktunya sedikit untuk bertemu denganku. Dan lagi-lagi yang ia ucapkan adalah kata-kata mutiara dan motivasi untukku agar selalu semangat untuk berdakwah.
*Dakwah*
Di ibaratkan sebuah gangsing yang berputar mengikuti porosnya. Ibarat bumi ini yang berputar pada porosnya, sehingga berganti siang dan malam. Ibarat planet-planet dalam tata surya yang berputar dengan satu pusat ditengahnya, yang orang menyebutnya MATAHARI. Semuanya berputar pada satu titik pusat. Semua mengikuti porosnya sebagai acuan untuk terus bergerak. Begitulah sesungguhnya kami. Seluruh daya fikir kami, kedipan mata kami, hembusan nafas kami, ungkapan lisan kami, lambaian tangan kami, langkah pasti kaki kami, curahan keringat kami, kerja keras kami dan semua yang ada dan berhubungan dengan kami memusat pada satu titik, memoros pada satu hal, yaitu dakwah.
*Dakwah*
Setiap perbuatan kami tak akan pernah lepas dari yang namanya dakwah. Berlama-lama untuk menyelesaikan sekolah dan kuliyah semata-mata karena untuk kepentingan dakwah, Bukan yang lain. Bersegera selesai kuliyah juga semata-mata karena panggilan dakwah.
Setiap tingkah laku, perilaku keseharian kami adalah untuk dakwah. Makan kami agar tubuh ini senantiasa sehat, metabolism yang terjadi dalam raga ini berjalan secara normal, semata-mata agar kuat menjalankan dakwah. Yang kadag-kadang butuh tenaga untuk melakukannya.
Minum kami,makan kami, tidur kami, duduk ami, sampai senda gurau kami, semua itu bagian dari dakwah. Hingga hajatul udhowiyah… ya, kami melakukan aktivitas itu semua berujung pada satu titik yaitu dakwah.
kata DAKWAH sudah menjadi JANTUNG bagi setiap HAMBA ALLAH yang berjuang untuk mendapatkan Cinta-Nya.
-Ummu Aiman
PK IMM FAI
Presiden
presiden presiden, tahu g ya sebenernya berapa sih jumlah presiden yang
dimiliki apa bener cuma 7?atau lebih dari 7? Yuk langsung aja kita baca
sepenggal history yang entah sengaja ditiadakan atau lupa di masukan
dalam pelajaran sejarah!!!
Apakah benar bahwa Indonesia telah dipinpin oleh eman presiden?
Menurut catatan sejarah, sebenarnya indonesia memiliki 6 presiden, bukan hanya Soekarno, Soeharto, Bj. Habibie, Gusdur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono saja yang pernah memimpin Indonesia. Ada dua tokoh penting yang diabaikan sejarah dalam meminpin Indonesia yaitu sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.
Banyak para oencatat sejarah yang melupakan atau mengabaikan kedua tokoh ini, entah karena lupa atau mungkin sengaja untuk dilupakaan. perlu diketahui, bahwa Sjafruddin Prawiranegara adalah Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat adalah Presiden RI saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (1949).
Pada tanggal 19 Desember 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI saat itu di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka. Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.
Mr. Sjafruddin Prawiranegara
Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI. Padahal, saat itu Soekarno – Hatta mengirimkan telegram berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Kota Jogjakarta. Djika dalam keadaan pemerintah tidak dapat mendjalankan kewajibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.
Namun saat itu telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada saat bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui usul itu “demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara”.
Pada 22 Desember 1948, di Halaban, sekitar 15 km dari Payakumbuh, PDRI “diproklamasikan” . Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri, ad. interim. Kabinatenya dibantu Mr. T.M. Hasan, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Adapun Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.
Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Mr. Assaat
Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia. Negara bagian lainnya seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.
Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka berarti terjadi kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia.
Assaat adalah Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI saat itu, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi. Namun, dengan mengakui keberadaan RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 tidak pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.
Dengan demikian, SBY adalah presiden RI yang ke-8. Urutan Presiden RI adalah sebagai berikut: Soekarno (diselingi oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat), Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ternyata Indonesia memiliki sejarah yang sangat beragam sekali ya, dan sayangnya penduduk Indonesia itu sendiri tidak mau dan mungki malas untuk mencari tahu. sehingga banyak sejarah Indonesia yang terlupakan dan terabaikan.
Maka dari itu yuk kita pelajari sejarah Negara kita tercinta ini, karena dengan sejarah kita bisa belajar banyak mengenai kehidupan dan dapat memaknai setiap peristiwa yang terjadi di Indonesia tercinta ini. Apalagi dengan keadaan Indonesia yang saat ini boleh dikatakan sedang kacau, entah itu dalam politik, kebudayaan, ekonomi, pendidikan, dan berbagai aspek lainnya.
Oleh : Bidang Keilmuan
Sumber : Word Press, History Of Prawira
Apakah benar bahwa Indonesia telah dipinpin oleh eman presiden?
Menurut catatan sejarah, sebenarnya indonesia memiliki 6 presiden, bukan hanya Soekarno, Soeharto, Bj. Habibie, Gusdur, Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono saja yang pernah memimpin Indonesia. Ada dua tokoh penting yang diabaikan sejarah dalam meminpin Indonesia yaitu sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.
Banyak para oencatat sejarah yang melupakan atau mengabaikan kedua tokoh ini, entah karena lupa atau mungkin sengaja untuk dilupakaan. perlu diketahui, bahwa Sjafruddin Prawiranegara adalah Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat adalah Presiden RI saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (1949).
Pada tanggal 19 Desember 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI saat itu di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka. Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat.
Mr. Sjafruddin Prawiranegara
Untuk mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI. Padahal, saat itu Soekarno – Hatta mengirimkan telegram berbunyi, “Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Kota Jogjakarta. Djika dalam keadaan pemerintah tidak dapat mendjalankan kewajibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.
Namun saat itu telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada saat bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui usul itu “demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara”.
Pada 22 Desember 1948, di Halaban, sekitar 15 km dari Payakumbuh, PDRI “diproklamasikan” . Sjafruddin duduk sebagai ketua/presiden merangkap Menteri Pertahanan, Penerangan, dan Luar Negeri, ad. interim. Kabinatenya dibantu Mr. T.M. Hasan, Mr. S.M. Rasjid, Mr. Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Adapun Jenderal Sudirman tetap sebagai Panglima Besar Angkatan Perang.
Sjafruddin menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden Soekarno pada tanggal 13 Juli 1949 di Yogyakarta. Dengan demikian, berakhirlah riwayat PDRI yang selama kurang lebih delapan bulan melanjutkan eksistensi Republik Indonesia.
Mr. Assaat
Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia. Negara bagian lainnya seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.
Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka berarti terjadi kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia.
Assaat adalah Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI saat itu, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi. Namun, dengan mengakui keberadaan RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 tidak pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.
Dengan demikian, SBY adalah presiden RI yang ke-8. Urutan Presiden RI adalah sebagai berikut: Soekarno (diselingi oleh Sjafruddin Prawiranegara dan Assaat), Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono.
Ternyata Indonesia memiliki sejarah yang sangat beragam sekali ya, dan sayangnya penduduk Indonesia itu sendiri tidak mau dan mungki malas untuk mencari tahu. sehingga banyak sejarah Indonesia yang terlupakan dan terabaikan.
Maka dari itu yuk kita pelajari sejarah Negara kita tercinta ini, karena dengan sejarah kita bisa belajar banyak mengenai kehidupan dan dapat memaknai setiap peristiwa yang terjadi di Indonesia tercinta ini. Apalagi dengan keadaan Indonesia yang saat ini boleh dikatakan sedang kacau, entah itu dalam politik, kebudayaan, ekonomi, pendidikan, dan berbagai aspek lainnya.
Oleh : Bidang Keilmuan
Sumber : Word Press, History Of Prawira
Apa itu Adidaya?
Tahukan kalian apa itu adidaya?
Yah rupanya negara kita pernah menyandang kata2 itu di era 60an, dan negara kita menjadi sosok terkuat dibelahan bumi bagian selatan, yuk langsung aja baca gambaran singkatnya!!!!!!
Semasa kepemimpinan Presiden Soekarno tepatnya pada tahun 1960-an Militer Indonesia sangat ditakuti di dunia. Kehebatan militer Indonesia mampu membuat gentar negara-negara hebat dunia bahkan Amerika, Inggris dan Jerman sempat dibuat ngeri dan was-was dengan Indonesia.
Kehebatan militer Indonesia ini bukanlah bualan belaka. Sejarah telah membuktikan bagaimana para tentara pembela kemerdekaan tanah air mampu mengusir penjajah Belanda dan jepang dari tanah air sehingga Indonesia menjadi negara merdeka sampai sekarang ini.
Indonesia juga pernah membuat ciut nyali Malaysia dan Australia. Lihat saja seperti Kopassus yang mampu menyelamatkan sandera di pesawat Garuda yang dibajak oleh teroris di Bangkok hanya dalam beberapa menit saja. Ini bukti bahwa skill dan kemampuan tentara Indonesia sangat diakui kehebatanya di dunia.
Tepatnya 1960-an, Era Presiden Sukarno, kekuatan militer Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet. Baca ternyata Amerika gentar dengan Indonesia
1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.
Kapal Perang KRI Irian
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (Kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).
Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.
Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Sahabat anehdidunia.blogspot.com ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
Lalu bagaimana dengan kekuatan militer Indonesia era sekarang? Yang jelas militer Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Dan sekarang terlihat bahwa proses menuju kesitu mulai dibangun dengan menambah beberapa persenjataan canggih dan alutsita di tubuh TNI.
Oleh : Bidang Keilmuan
Sumber : Jakartagreater.com
Yah rupanya negara kita pernah menyandang kata2 itu di era 60an, dan negara kita menjadi sosok terkuat dibelahan bumi bagian selatan, yuk langsung aja baca gambaran singkatnya!!!!!!
Semasa kepemimpinan Presiden Soekarno tepatnya pada tahun 1960-an Militer Indonesia sangat ditakuti di dunia. Kehebatan militer Indonesia mampu membuat gentar negara-negara hebat dunia bahkan Amerika, Inggris dan Jerman sempat dibuat ngeri dan was-was dengan Indonesia.
Kehebatan militer Indonesia ini bukanlah bualan belaka. Sejarah telah membuktikan bagaimana para tentara pembela kemerdekaan tanah air mampu mengusir penjajah Belanda dan jepang dari tanah air sehingga Indonesia menjadi negara merdeka sampai sekarang ini.
Indonesia juga pernah membuat ciut nyali Malaysia dan Australia. Lihat saja seperti Kopassus yang mampu menyelamatkan sandera di pesawat Garuda yang dibajak oleh teroris di Bangkok hanya dalam beberapa menit saja. Ini bukti bahwa skill dan kemampuan tentara Indonesia sangat diakui kehebatanya di dunia.
Tepatnya 1960-an, Era Presiden Sukarno, kekuatan militer Indonesia adalah salah satu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu, bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh teknologi terbaru Uni Sovyet. Baca ternyata Amerika gentar dengan Indonesia
1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat “Trikora” di Yogyakarta, dan isinya adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besar-besaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa, US$ 2.5 milyar. Saat ini kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh belahan bumi selatan.
Kapal Perang KRI Irian
Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6 inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270 orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (Kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).
Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.
Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang Dunia II seperti P-51 Mustang.
Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.
Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger A dan B). Sahabat anehdidunia.blogspot.com ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini. Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan militer laut dan udara terkuat di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa diterima.
Lalu bagaimana dengan kekuatan militer Indonesia era sekarang? Yang jelas militer Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Dan sekarang terlihat bahwa proses menuju kesitu mulai dibangun dengan menambah beberapa persenjataan canggih dan alutsita di tubuh TNI.
Oleh : Bidang Keilmuan
Sumber : Jakartagreater.com
Kamis, 04 Mei 2017
Kuukir Namamu Selalu Merah Marunku
~M. Bayu Yusup Permana
Merah Marunku,
Aku begitu gemetar menyebut namamu.
Bibir terasa berat mengucapkan. Bukan karena apa-apa, tapi ada beban yang belum
sanggup aku rampungkan persoalannya. Di depanku masih tetap menghadap berbagai
ragam pergulatan. Memang benar, bahwa, perjuangan itu tidak mengenal batas
serta tepi. Perjuangan itu bagaikan ombak, bergelora dan selalu ingin mencapai
pantai. Suasana yang demikian, merah marun, tentu kau senangi. Kau selalu
mengingat dan memikirkan persaudaran ini, tidak hanya alamnya tapi juga
orang-orangnya.
Kini ombak rasanya makin deras
berkobar. Merah, apakah kau mendengarkan suara alam itu? Sangat merdu, dan kau
seperti mau tidur merah? Tidak, aku yakin kau tidak tidur. Angin laut masih
membelaimu, dan dengarkan nyanyian malam serta rintihan gerimis terus mengalun.
Suatu hari di puncak munara
diselimuti kabut, dingin, aku merenung mengingat jasa merah marunku. Dia begitu
luar biasa perjuangannya, tidak pantang lelah. Terus memperjuangkan keadilan
dan meluruskan arah bangsa. Jasamu begitu besar untuk berjuang di jalan Allah.
Walaupun berbagai rintangan, tetapi kau tetap maju terus pantang mundur.
Tidak banyak yang aku ketauhi
tentang dirimu merah, aku mendengar namamu ketika aku memasuki kuliah di
Universitas Muhammadiyah. IMM, demikian nama panggilanmu.
Berkali-kali aku mengeja namamu: Merah Marunku.
Aku menyebut namamu dalam keheningan.
Aku tersendat-sendat memanggilmu.
Tidak setiap orang yang dapat
memahami dirimu, merah. Aku mengerti. Pendirianmu memang keras dan utuh.
Sungguh, kau seorang organisasi sejati. Kau ngotot dalam mempertahankan
prinsip-prinsip, selalu berteriak tentang ketidakadilan dan ingin sekali
meluruskan. Kau berani menancapkan tonggak “kebenaran dan keadilan”, dan apa
yang kau kerjakan itu bukanlah melawan arus. Keberanianmu bukan sekedar
gagah-gagahan seperti apa yang dilakukan anak muda sekarang.
Sejarah mencatat mengenai kau,
perjuanganmu merah. Aku tidak akan melupakanmu. Aku hanya bisa bengong, geleng-geleng
kepala karena waktu itu aku tidak mengenalmu. Kau organisasi yang aku cintai.
Kau organisasi yang tak pernah lupa menggebrak zaman, kesaksianmu sangat jujur.
Aku pun tahu, bahwa sejarah
kelahiranmu ada dua faktor: yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor yang
terdapat dalam diri Muhammadiyah itu sendiri, dan juga faktor yang datang dari
luar Muhammadiyah, khususnya umat Islam dan umumnya apa yang terjadi di
Indonesia.
Aku pun
akhirnya sadar, bahwa engkau merupakan organisasi mahasiswa Islam yang juga
merupakan organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah. Wadah perjuangan untuk
menghimpun, menggerakkan, dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan
peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat dan kader
bangsa, sehingga tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka fikir ilmu amaliyah
dan kader amaliah sesuai dengan kepribadian Muhammadiyah.
Kenapa aku tidak pergi meningalkanmu
merah? Kenapa aku masih suka nimbrung di acara-acara merah marunku, masih suka
sama merah marunku?
Karena pada hari itu, awal 4 Januari 2017 adalah hari yang sangat penting dalam
hidupku. Dimana aku berjalan menuju satu rumah diterangi cahaya lampu tintir di
bawah bulan, di rumah itulah janji ini aku ikrar dengan tulus dihadapan merah
marunku.
Kemudian disemangatkan amanah itu di
dada kiriku, lekat dengan jantungku. Acara itu menjadi saksi bahwa kita telah
menjadi keluarga di bawah naungan Jas Merah.
Janjiku “Ikatan ini tak akan putus oleh apapun, sampai maut yang
memutuskannya.
Cintamu pada tanah air tak bisa lepas. Seseorang dapat mencintai
sesuatu secara sehat, kalau ia mengenal akan obyeknya. Dan mencintai tanah air
Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari
dekat.
Semoga Merah Marunku tetap berjaya dan terus berkibar.
IMM JAYA
IMM JAYA
IMM INTELEKTUAL MUDA BERAKHLAK MULIA
Senin, 01 Mei 2017
Buruh, Sejahteralah
Siapakah dia
Dia yang bekerja 12 jam sehari
Dia yang berkeringat sebab bekerja dalam tempat yang panas
Dia yang menjadi penentu keberhasilan perusahaan dalam produksinya
Siapakah kiranya
Buruh... profesinya
Yang bekerja 12 jam demi produksi gila-gilaan sebuah
perusahaan
Yang berkeringat, demi menghidupi keluarganya
Yang di upah kecil, padahal produktivitasnya besar
Dialah buruh
Mungkin adalah bapak atau ibu kita
Mungkin bapak atau ibu mereka, kaum lemah
Mungkin mereka yang memiliki besar harapan, akan kesejahteraan
Mungkin mereka yang hanya mengandalkan tenaga
Karena ilmu pendidikannya tidak mumpuni untuk menjadi penguasa
Mereka yang dimanfaatkan tenaga dan keahliannya
Tapi... dengan upah yang rendah
Bahkan tidak kuasa membeli, apa yang pernah di produksinya
Ini membingungkan...
Ini menyakitkan
Perusaahaan yang hanya bermodal tanah alat produksi
Lalu mengambil keuntungan yang besar
padahal biaya penyusutan barang sudah menjadi itungan.. dalam biaya
produksi
Lalu yang terjun langsung ke proses produksi... mereka dapat apa?
Hanya upah yang kecil dan terikat dengan biaya penghidupan keluarga
Mereka yang tertindas, sekali lagi tertindas
Bahkan saat mereka demonstrasi menuntut haknya, mereka diihujat
“Gaji sudah besar, masih saja
demo”
“gimana mau cukup, motornya saja ninja”
“aksi mereka itu ditunggangi oknum”
Yang menghujat...
Sadarlah...
Tau apa mereka tentang dunia perburuhan!
Yang bijak , milih
mendoakan.
Supaya buruh sejahtera...
~RW~
Langganan:
Komentar (Atom)