Sabtu, 27 Mei 2017

Tak Hanya Bela Sungkawa

Akhir-akhir ini, tragedi kemanusiaan banyak terjadi Indonesia. Diantaranya adalah kasus sengketa tanah di karawang, yang melibatkan petani dan PT. Pertiwi Lestari. Menurut informasi di fanspage karawang.id; Konflik agraria Karawang sejak 1974 tersebut membuktikan bahwa mendesaknya pengakuan hak-hak masyarakat atas tanahnya oleh BPN. persoalan mendasarnya adalah perusahaan yang menklaim kepemilikan lahan tak punya alas hak atas tanah seluas 350 Ha yang telah dimanfaatkan masyarakat sejak 1958 bersamaan dengan lahirnya UU No 1 tahun 1958. Tanah diberikan kepada penduduk yang mempunyai hak usaha atas tanah itu dengan hak milik dan pemberian hak milik kepada rakyat dengan cuma-cuma, dan dipertegas lagi dengan lahirnya UUPA No 5 Tahun 1960. Artinya, tanah yang dikelola petani karawang sejak lama itu telah menjadi hak milik, walau hanya hak untuk mengelola, berdasarkan UU no 1 tahun 1958 tentang penghapusan partikelir tanah.
Namun pemerintah menghinati hukum yang dibuatnya sendiri, tanah yang tak bertuan seharusnya dapat dikelola oleh yang telah menempatinya terlebih dahulu. Merujuk kepada agrarische wet yang dibuat tahun 1870 di Indonesia oleh menteri jajahan Engbeltrus de wall, yang salah satunya bertujuan untuk melindungi hak petani atas tanahnya dari penguasa dan pemodal asing. Namun realitas objektif di karawang, PT. Pertiwi Lestari telah menggusur lahan itu dan dibangun pagar beton serta jalan aspal, petani pun kehilangan mata pencaharian dan tempat tinggalnya.
Inilah namanya penindasan atas dalih legalitas kepemilikan tanah, yang melangkahi nama “kemanusiaan”. Sebagai aktifis mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, langkah terbaik adalah bergerak dan melawan penindasan terhadap kaum mustadhafin. Setelah kakanda di Pemuda Muhammadiyah dengan cepat membentuk Satgas Advokasi untuk petani karawang,dan melakukan aksi lewat jalur hukum, sekarang saatnya kita sebagai adinda IMM bergerak. Minimal atas nama “kemanusiaan” hati kecil kita tergugah untuk melaksanakan penggalangan dana untuk mereka yang sedang mengungsi di Jakarta.
Tak hanya sekedar ucapan bela sungkawa, yang diperlukan mereka yang ditindas adalah aksi sosial kita. Mereka yang miskin, justru menghidupi mereka yang kaya, Ini logika sinting yang membudaya. Maka, kami Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengajak kepada seluruh Pimpinan Komisariat yang ada di Kota Tangerang untuk menggalang dana di internalnya masing-masing. Hidup kaum mustadhafin!... Hidup Petani!... Hidup Rakyat Indonesia!... IMM semoga tetap jaya.

Oleh : Rizqi Wijaya
Ketua PK IMM BIDANG ORGANISASI
#PKIMMFAI
#SALAMFASKHO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar